Kamis 01 Dec 2016 18:09 WIB

Produksi Garam tak Terpenuhi, Impor Terpaksa Dilakukan

Red: Indira Rezkisari
Buruh mengangkut garam sisa produksi tahun 2015 di lahan garam desa Bunder, Pademawu, Pamekasan, Jatim, Senin (14/3).
Foto: Antara/Saiful Bahri
Buruh mengangkut garam sisa produksi tahun 2015 di lahan garam desa Bunder, Pademawu, Pamekasan, Jatim, Senin (14/3).

EKBIS.CO, KUPANG -- Target produksi garam nasional 2016 hingga awal Desember ini belum mencapai target yang diharapkan oleh pemerintah pusat, kata Direktur Pemasaran PT Garam Ali Mahdi, di Desa Bipolo, Kabupaten Kupang, Kamis (1/12).

"Pada awal tahun pemerintah menargetkan kurang lebih tiga juta ton garam yang dapat diproduksi namun hingga kini baru mencapai kurang lebih 115 ribu ton saja, dan ini jauh dari yang diharapkan," katanya kepada wartawan, saat ditemui di lokasi tambak garam desa Bipolo.

Hal ini menurutnya diakibatkan faktor cuaca seperti La Nina atau kemarau basah di daerah-daerah penghasil garam seperti Madura yang selalu menghasilkan garam baik industri dan rumah tangga dengan jumlah yang banyak. Ia menambahkan dengan hasil panenan garam yang tidak memenuhi target tersebut, mau tidak mau PT. Garam harus melakukan impor garam karena hingga kini stok garam yang dimiliki oleh PT. Garam sudah habis.

"Saat ini stok yang kami miliki telah habis terjual semuanya, jadi mau tidak mau harus mengimpor garam khusus untuk garam konsumsi," tuturnya. Sebab kalau menunggu masa panen baru maka pihaknya harus menunggu waktu lebih lama lagi yakni sekitar pertengahan tahun maka dipastikan baik garam industri dan garam konsumsi tidak akan beredar di Indonesia.

Oleh karena itu ia mengatakan, sesuai dengan Permendag 125 Tahun 2015 tentang Ketentuan Impor Garam PT. Garam diberikan mandat untuk mengatur garam impor khusus untuk konsumsi.

Lebih lanjut ia mengatakan, dari pantauan PT. Garam di pulau-pulau Jawa, sejumlah lahan-lahan di daerah tersebut sudah habis untuk pengolahan Garam.

Terkait akan dilakukan Impor garam tersebut oleh PT. Garam, Himpinan Masyarakat Petani Garam Jawa Timur yang datang untuk meninjau lokasi tambak garam Bipolo tersebut mengatakan pihaknya mendukung rencana dari perusahaan milik pemerintah tersebut.

"Tetapi kami minta agar jangan sampai impornya melebihi kebutuhan garam di negeri ini," kata Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam Jawa Timur Muhammad Hassan. Sebab jika tidak diperhatikan, maka menurutnya akan menggangu produksi panen garam pada 2017 nanti.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement