EKBIS.CO, BALI -- Bank Indonesia (BI) berencana implementasikan Giro Wajib Minimum (GWM) rata-rata (averaging). Direktur Eksekutif Kebijakan dan Moneter BI Juda Agung menyatakan, Indonesia bisa mencontoh penerapannya dari beberapa negara.
"Baik negara-negara yang memiliki kebijakan moneter ekspansif maupun kontraksi. Beberapa negara itu seperti Amerika Serikat, negara-negara Uni Eropa, Jepang, Thailand, sampai Peru," tutur Juda, di Bali, akhir pekan kemarin.
Meski begitu, banyak tantangan bagi BI sebelum memutuskan untuk melakukan GWM full averaging. Salah satu di antaranya adalah ketersediaan instrumen pendukung pasar uang, karena perbankan pasti ingin melakukan transaksi repo demi memenuhi porsi GWM primer yang diratakan.
Selain itu, kemampuan setiap bank untuk mengakses transaksi di pasar uang juga harus seimbang. Hal itu karena implementasi GWM averaging harus diberlakukan untuk semua bank, dari mulai kelompk Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I sampai IV.
"GWM averaging ini tujuannya untuk memperdalam pasar keuangan. Dengan begitu tantangan-tantangan perlu dihadapi agar implementasinya semakin baik," ujarnya.