Sabtu 10 Dec 2016 03:52 WIB

Bagaimana Proses Uang Dicetak?

Rep: Idealisa Masyafarina/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Petugas sedang menyusun tumpukan uang rupiah di Cash Center Bank BNI, Jakarta, Kamis (8\12).
Foto:

Rectoverso adalah suatu teknik cetak khusus pada uang kertas yang membuat sebuah gambar berada di posisi yang sama dan saling membelakangi di bagian depan dan belakang. Apabila dilihat tanpa diterawang, gambar akan terlihat seperti ornamen yang tidak beraturan. Namun apabila diterawang, Rectoverso akan membentuk sebuah gambar yang utuh.

Jika diterawang, Rectoverso pada uang Rupiah akan membentuk lambang BI (singkatan dari Bank Indonesia). Selain Rectoverso, beberapa unsur pengaman lain yang terdapat dalam uang Rupiah antara lain adalah tanda air, benang pengaman, tulisan mikro, tinta berubah warna, dan gambar tersembunyi. Setelah ditentukan bagaimana desain uang dan jumlah yang akan dicetak, maka proses pencetakan akan dilakukan oleh Perum Peruri.

Terkait desain uang, bank sentral berencana untuk mengubah desain uang yang sudah ada saat ini. Ada sebanyak 12 pahlawan yang akan dicetak dalam pecahan uang rupiah kertas dan logam tersebut, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2016. Desain pahlawan ini berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.

Dengan telah dikeluarkannya Keputusan Presiden ini, Bank Indonesia telah mempersiapkan penyusunan desain dan penerbitan yang akan diumumkan pada 19 Desember ini. "Rencananya tanggal 19 Desember 2016," ujar Suhaedi.

Selain pengelolaan uang beredar, BI juga bertugas untuk menarik uang yang tidak layak edar dan memusnahkannya. Level kelayakan uang yakni soil level semakin ditingkatkan menjadi level 8 sejak pertengahan tahun 2015 hingga tahun ini.

Adanya kenaikan level ini pun meningkatkan jumlah uang tak layak edar yang dimusnahkan. Tercatat sepanjang tahun lalu BI memusnahkan uang kertas sebanyak 5,92 miliar bilyet dan 19,47 juta keping atau setara dengan Rp 160,25 triliun. Jumlah ini meningkat sebesar 13,89 persen dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 5,20 miliar bilyet.

Menurut Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI, Suhaedi, peningkatan jumlah uang yang dimusnahkan ini merupakan hal yang wajar setiap tahunnya, mengingat level kelayakan uang yang selalu ditingkatkan.

"Memang lebih banyak dari tahun sebelumnya. Tapi ini merupakan proses yang alami, setiap tahunnya selalu ada pemusnahan uang. Apalagi ada peningkatan level kelayakan uang beredar,"katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement