EKBIS.CO, SEMARANG -- Jalur pantai utara Jawa (pantura) kerap disebut sebagai proyek abadi. Saking seringnya jalanannya berlubang, setiap tahun ada saja proyek penambalan jalan atau pengaspalan untuk menghindari kecelakaan. Namun mengapa jalanan pantura nyaris tiap tahun selalu berlubang?
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan, salah satu penyebab 'bolong-bolong' jalanan pantura adalah masih tingginya volumen kendaraan berat atau truk pengangkut yang melalui jalur ini. Kondisinya akan semakin buruk ketika masuk musim penghujan, di mana intensitas air hujan linear dengan semakin rusaknya jalan.
Basuki menambahkan, belum rampungnya tol yang menghubungkan Pejagan hingga Batang, Jawa Tengah menjadi salah satu penyebab belum populernya tol sebagai jalur ekspedisi truk. Hingga saat ini, jalur tol yang sudah operasional penuh baru mencapai Brebes Exit atau yang dikenal sebagai Brexit. Sementara jalur yang saat ini sedang dirampungkan adalah jalur Pejagan-Pemalang dan Pemalang-Batang, Jawa Tengah. Bahkan sebelum musim mudik Lebaran tahun ini, jalan tol ditargetkan bisa secara fungsional (belum operasional) hingga Ngaliyan, mendekati Semarang.
"Ternyata, dengan Cipali dan Tol ini truk belum mau pindah ke sana. Yang pindah ke tol baru mobil-mobil kecil sehingga beban-beban masih di pantura. Ini bukan excuse atau kami asal-alasan. Begitu kenyataannya," jelas Basuki di sela tinjuannya ke jalur pantura hingga Semarang, Kamis (16/2).
Basuki menyebutkan, desain awal pembangunan tol seharusnya bisa mengalihkan 70 persen pengguna jalan yang sebelumnya melewati pantura. Namun, kenyataan yang terjadi ia akui harus mendapat evaluasi penuh, terutama mencari cara bagaimana truk-truk besar bisa beralih ke tol. Ia juga menambahkan, solusi jangka pendek adalah melakukan penambalan aspal di jalur panturan dalam dua pekan ke depan. Prioritas yang dilakukan adalah menambal aspal untuk ruas Cikampek hingga Losari, Indramayu, Jawa Barat.
Proyek pengaspalan memang membuat jalanan tetap memiliki kerentanan tinggi terhadap aktivitas truk dan curah hujan. Akhirnya, tahun depan proyek serupa bisa kembali terulang. Basuki menyebutkan, di beberapa titik jalan pantura akan dilakukan pengerasan jalan dengan rigid beton. Beberapa titik yang akan dikeraskan adalah pantura Cirebon, Brebes, dan Pekalongan. Namun di mana lokasi tepatnya, Basuki belum memastikan.
"Makanya saya minta percepat dengan sapu lubang. Saya minta semua lubang dua minggu selesai. Dari sekarang," ujar Basuki.
Basuki menambahkan, sebetulnya ada tiga opsi bagi distributor yang ingin menyalurkan komoditasnya ke Semarang, yakni via jalur laut dengan kapal, menggunakan kereta api, atau tetap dengan truk via tol. Selain pembangunan tol, pemerintah membangun empat jalan layang di perlintasan sebidang kereta api di Brebes dan Tegal, Jawa Tengah. Hal ini dimaksudkan untuk memperlancar arus kendaraan yang akan menuju jalur tengah via Tegal-Purwokerto.
Tahun-tahun sebelumnya, jalur tengah tersebut selalu mengalami penumpukan arus kendaraan lantaran banyaknya perlintasan sebidang dengan kereta api. Kementerian PUPR mencatat, jumlah lintasan kereta api dalam sehari sebanyak 72 lintasan. Angkanya melonjak di musim mudik Lebaran menjadi 92 kali lintasan dalam sehari.