EKBIS.CO, JAKARTA -- Analis NH Korindo Bima Setiaji mengungkapkan, pada Pilkada DKI Jakarta putaran pertama /15/2) lalu, investror sudah mulai mewaspadai risiko politik setelah melihat aksi demo masa awal November 2016 dan Desember 2016. Selanjutnya, kata dia, pada awal Maret 2017 Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara.
''Hal ini kalau saya lihat karena ada kekhawatiran pasar akan kondisi politik Indonesia sejak Pilkada DKI dimulai dan ada isu terkait penistaan agama oleh Cagub Pejawat DKI,'' kata Bima, saat dihubungi, Senin (18/4).
Menurut dia, SBY merupakan salah satu tokoh politik yang dituduh memperkeruh suasana, serta tidak hanya 'menyerang' cagub Pejawat namun juga Presiden Jokowi. Oleh karena itu, ia melihat pertemuan kedua tokoh tersebut berpotensi mendinginkan suasana politik, sehingga memberikan sentimen positif bagi IHSG.
Memasuki hari terakhir sebelum Pilkada DKI, investor tentu akan memperhatikan kondisi politik besok. Namun dengan kenaikan IHSG hari ini berarti sampai sekarang, belum ada indikasi kekhawatiran dari investor
Ia memperkirakan, apabila pemenang quick count pada Rabu (19/4) malam adalah Paslon nomor 3, kemungkinan pasar akan bergerak negatif singkat. ''Namun jika pemenangnya adalah Paslon nomor 2, kemungkinan pasar akan positif pada 20 April,'' jelas Bima.
Akan tetapi, Bima menuturkan, siapapun pemenangnya, kemungkinan besar estimasi pasar akan tetap positif karena data-data ekonomi Indonesia semakin baik. Pada akhirnya, usaha pemerintah dalam menjaga ketertiban, keamanan dan stabilitas politik dari Pemilu yang akan diadakan besok akan menjadi krusial bagi IHSG kedepan.