EKBIS.CO, YOGYAKARTA -- Perusahaan Daerah (PD) BPR Bank Jogja tahun ini mentargetkan bisa memberikan kontribusi ke pendapatan asli daerah (PAD) Kota Yogyakarta sebesar Rp 7 miliar. Target ini lebih besar dari tahun lalu yang hanya Rp 6,8 miliar.
Meski begitu BPR bank Jogja optimis target tersebut mampu terpenuhi. Salah satu upaya yang akan dilakukan PD Bank Jogja adalah dengan menggenjot penyaluran kredit pada UMKM.
Direktur Utama Bank Jogja Kosim Junaedi mengatakan, saat ini total aset yang dimiliki BPR Bank Jogja mencapai Rp 542 miliar. Sedangkan penyaluran kreditnya 60 persen untuk konsumtif dan 40 persen untuk produktif.
"Ke depan kita akan menggenjot sektor kredit produktif dan UMKM," ujarnya disela-sela pelantikan direksi baru PD Bank Jogja, Rabu (19/4).
Direksi baru yang dilantik tersebut adalah Ruli Mersila, yang menjabat Direktur Kepatuhan periode 2017-2021. Sedangkan anggota dewan pengawas yang baru adalah Wahid Susanto MM periode 2017-2020. Dengan penambahan personel tersebut, maka jajaran direksi dan dewan pengawas, masing-masing dijabat oleh tiga orang sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 4/2015.
Menurutnya, personel baru di jajaran direksi serta dewan pengawas turut membawa angin segar di tengah persaiangan perbankan yang semakin ketat. Terlebihj kata dia jika tambahan modal dari Pemkot Yogya sebesar Rp 25 miliar, dapat segera diberikan, maka rencana bisnisnya bisa semakin digenjot.
"Dalam perda diamanatkan total modal untuk Bank Jogja sebesar Rp 100 miliar dan dibayarkan bertahap hingga 2018. Sejauh ini sudah dikucurkan Rp 61 miliar dan tahun ini dialokasikan Rp 25 miliar. Sedangkan sisanya, tahun depan," katanya.
Sementara menyangkut total aset yang dimiliki Bank Jogja sudah menembus Rp 542 miliar. Sedangkan penyaluran kreditnya 60 persen untuk konsumtif, dan 40 persen untuk produktif.
Penjabat Walikota Yogya Sulistiyo berharap, direksi dan anggota dewan pengawas yang baru dapat segera menyesuaikan diri. Diakuinya, sumbangsih Bank Jogja untuk mengangkat kalangan UMKM sangat dibutuhkan di tengah iklim Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Dengan begitu jajaran direksi dan dewan pengawas memikul beban perusahaan yang cukup berat. "Bank Jogja harus mampu menempatkan dalam posisi strategis guna menghadapi persaingan perbankan yang semakin kompetitif," ujarnya.