Sabtu 22 Apr 2017 06:30 WIB

Gerakan Buku Untuk Indonesia, Komitmen BCA Giatkan Minat Baca Anak

Red: Budi Raharjo
 Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja (kiri)
Foto: ist
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja (kiri)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Berdasarkan hasil studi “Most Littered Nation in The World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada 2016 dinyatakan Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat baca. Indonesia persis berada di bawah Thailand dan di atas Botswana.

Kondisi tersebut cukup mengkhawatirkan, jika tidak diikuti dengan solusi nyata. Salah satunya dengan giat menumbuhkan minat baca anak sejak dini. Oleh karena itu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mewujudkan komitmennya yang senantiasa di sisi masyarakat melalui forum Kafe BCA V dengan tema “Membaca dari Generasi ke Generasi”.

Forum Kafe BCA V ini menghadirkan sejumlah ahli di bidangnya, yaitu Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Muh Syarif Bando, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Tjut Rifameutia Umar Ali, Dosen Sosiologi Universitas Indonesia Lucia Ratih Kusumadewi, dan Host “Kick Andy” Metro TV Andy F Noya.

Dalam diskusi dijabarkan beragam faktor yang mempengaruhi rendahnya minat baca anak. Di antaranya kebiasaan menikmati informasi instan dari gadget maupun media sosial yang pesat pertumbuhannya. Anak menjadi tidak betah berlama-lama ketika membaca buku.

“Saat ini, salah satu kemudahan teknologi adalah tersebarnya informasi dalam waktu singkat dan cepat. Jadi, begitu anak-anak memperoleh informasi yang diinginkan, mereka akan berhenti di situ saja. Sementara kegiatan membaca buku salah satu cara memancing imajinasi, merefleksikan, menumbuhkan ide-ide kreatif, dan menuntut ketahanan konsentrasi anak,” jelas Tjut Rifameutia Umar Ali Dekan Fakultas Psikologi Indonesia.

Namun, Tjut Rifameutia menekankan pentingnya lingkungan sekitar anak agar ikut menumbuhkan perilaku gemar membaca, seperti orang tua, guru, sekolah, dan teman seusia. Hal itu pun diamini oleh Kepala Perpustakaan Nasional dengan menggiatkan layanan mobil Perpustakaan Keliling. Dan, penerapan kebijakan waktu 15 menit membaca sebelum waktu belajar juga telah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan.

Sementara itu, Lucia Dosen Sosiologi Universitas Indonesia menjelaskan budaya masyarakat Indonesia lebih senang berkumpul dan bercerita dan pola pendidikan yang satu arah menjadi faktor penghambat berkembangnya kegemaran membaca pada anak.

Dalam kesempatan itu juga, BCA berkomitmen untuk menumbuhkan kembali semangat membaca di berbagai pelosok Indonesia dengan memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam gerakan berbagi “Buku untuk Indonesia”. "Melalui gerakan Buku Untuk Indonesia, BCA mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk ikut ambil bagian, sehingga anak-anak hingga ke pelosok Indonesia mendapatkan akses buku sebagai sarana penunjang belajar," ucap Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja.

BCA menyediakan paket berbagi 'Buku Untuk Indonesia' yang diharapkan dapat menginspirasi masyarakat luas untuk berbagi dan peduli pada anak-anak di daerah yang masih terkendala akses ketersediaan buku yang memadai. Seluruh dana paket berbagi yang terkumpul nantinya akan digunakan untuk kebutuhan pembelian buku dan disalurkan ke berbagai daerah Indonesia.

Bagi setiap penyumbang paket berbagi akan mendapatkan satu kaos apresiasi berbahan dri-fit dengan pilihan warna mulai dari biru, merah, putih, dan hijau toska. Informasi pengumpulan dana paket berbagi dan penyaluran buku dapat diakses melalui www.bukuuntukindonesia.com.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement