Kamis 27 Apr 2017 13:41 WIB

Penetrasi Asuransi Syariah di Indonesia Masih Rendah

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Asuransi syariah (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Asuransi syariah (ilustrasi).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, penetrasi asuransi syariah masih sangat kecil di Indonesia. Hal ini terkendala oleh edukasi mengenai jasa keuangan syariah.

Corporate Marketing, Communications and Sharia Director Prudential Indonesia, Nini Sumohandoyo menjelaskan, berdasarkan survei konsumen, dari sekitar 30 juta masyarakat menengah ke atas di Indonesia, hanya sebanyak 13 persen yang memiliki polis asuransi jiwa.

"Dari survei itu baru sebanyak 13 persen yang punya polis asuransi syariah. Jadi opportunity nya masih besar,"ujar Nini di Prudential Center, Jakarta, Kamis (27/4).

Selain itu, berdasarkan survei tersebut, sebanyak 40 persen berminat memiliki polis asuransi syariah namun tidak terlalu mengerti pasarnya. Menurut Nini ini menunjukkan bahwa edukasi masyarakat soal produk asuransi syariah ini perlu terus digalakkan.

Sejauh ini produk asuransi syariah yang beredar di industri asuransi tidak hanya digunakan oleh masyarakat muslim. Kendati begitu, masyarakat muslim masih menjadi target pasar yang besar karena jumlahnya yang banyak sekali.

Nini menuturkan, berdasarkan survei, dari mayoritas penduduk muslim di Indonesia, sebanyak 10 persen merupakan muslim konservatif, 10 persen muslim yang cuek terhadap produk keuangan, dan 80 persen muslim moderat yang memilih produk berdasarkan manfaatnya, terlepas itu syariah atau konvensional. 

Muslim moderat inilah, menurut Nini, yang menjadi sasaran utama untuk memasarkan produk asuransi syariah. "Mereka benar-benar mikirin benefit. Kebanyakan dari yang 80 persen itu masih belum paham asuransi syariah. Ada yang pikir sama saja, rumit atau lebih mahal. Ini yang perlu lebih disosialisasikan,"tutur Nini.

Tantangan yang terbesar untuk memasarkan produk syariah ini, lanjut Nini, adalah bahasa dan cara penyampaian. Umumnya produk syariah menggunakan bahasa Arab yang banyak tidak dimengerti muslim. Hal ini perlu penyampaiaan dengan lebih friendly agar nasabah itu tidak merasa malu tidak mengerti istilah Syariah padahal dia seorang muslim.

"Ini salah satu tantangan kita. Selain itu penyampaian nya perlu lebih modern dengan menggunakan sosial media dan sebagainya,"kata Nini.

Saat ini dari sebanyak 280 ribu agen Prudential, sebanyak 98 ribu agen telah memiliki lisensi syariah. Pada tahun ini pihaknya akan lebih banyak mensosialisasikan produk syariah sebagai salah satu program memperingati sepuluh tahun Prudential di pasar asuransi syariah.

"Kita akan fokus ke produk syariah, juga dengan bantuan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) diharapkan industri asuransi jiwa syariah semakin besar,"katanya.

Berdasarkan data perusahaan, kontribusi dana tabarru per akhir tahun 2016 yakni sebesar Rp 2,2 triliun. Prudential Indonesia juga mencatat lebih dari 510 ribu polis syariah yang aktif, serta aset sebesar Rp 3,4 triliun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement