EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah memberikan sinyal untuk merevisi salah satu asumsi makro dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan, secara umum asumsi APBN 2017 masih on the track.
Bahkan, angka pertumbuhan ekonomi yang dipasang di angka 5,1 hingga 5,3 persen untuk tahun ini diyakini masih bisa tercapai, apalagi dengan raihan di kuartal pertama sebesar 5,01 persen.
Tak hanya itu, pergerakan nilai tukar rupiah juga diyakni masih dalam terjaga di level Rp 13.300 sejaka awal tahun 2017 hingga saat ini. Namun, satu asumsi makro yang disebut berpotensi untuk direvisi adalah harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP), yang tahun ini diproyeksikan akan bergerak di kisaran 50 dolar AS per barel hingga akhir tahun. Dalam asumsi makro APBN 2017, ICP dipatok di angka 45 dolar AS per barel.
"Proyeksinya 50 jadi naik sekitar 5, atau 50 persen dari harga awal, nah itu mungkin agak sedikit bedanya," ujar Suahasil, Selasa (9/5).
Sementara itu, Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani menambahkan, perubahan APBN 2017 masih menunggu kesepakatan level Presiden. Ia menyebutkan, evaluasi terkait APBN 2017 akan dilakukan pada Juni.
"Kami lihat polanya, oenerimaan on track. Belanja juga on track lebih tinggi dari tahum lalu. Cashflow juga stabil, bagus. Tapi itu juga evaluasi kan harus tiap bulan," ujar dia.