EKBIS.CO, BOGOR -- Acara Florikultura Indonesia 2017 yang digelar di Kampus IPB Baranangsiang, Kota Bogor, masih berlangsung hingga hari Ahad (30/7). Rektor IPB Herry Suhardiyanto menyatakan, kegiatan Florikultura kali ini ditujukan untuk membangun penyadaran semua pihak akan besarnya potensi tanaman hias dan bunga di Indonesia.
Dia menuturkan, dengan dipertemukannya para pelaku usaha di bidang Florikultura selama dua hari berturut-turut, diharapkan dapat membangun semangat mereka untuk terus mengembangkan usaha di bidang Florikultura.
"Karena sekarang ini ada gap yang sangat lebar antara potensi kita dan apa yang kita capai. Misalnya potensi anggrek, tanaman hias dan bunga asli Indonesia itu luar biasa tapi belum berkembang," kata Herry pada Republika, Bogor, Ahad (30/7).
Dia juga mengatakan, nilai ekspor tanaman hias dan bunga Indonesia di kancah internasional masih kurang dari satu Persen. Berbeda jauh dengan negara Belanda yang mencapai 40 persen.
Artinya, terang dia, seluruh pihak dimulai pemerintah, masyarakat, akademisi, pebisnis dan lain-lain di Indonesia perlu betul-betul fokus menggerakkan berbagai potensi dalam bidang bunga dan tanaman hias asli Indonesia.
"Jadi ada 5 komponen penting penggerak potensi florikultura yang terangkum dalam ABGCM yakni Akademisi, Bisnisman, Government, Community dan Media," kata Herry.
Untuk mencapai itu, dikatakan Herry, perlu juga dibarengi dengan riset yang baik, mulai dari pemilihan benih, teknologi dan pengendalian hama pada bunga dan tanaman hias. Hal tersebut sangat penting, karena florikultura dinilai sangat sensitif hama yang bisa berpengaruh pada rendahnya mutu dan harga jual. Karenanya Herry berharap, para akademisi mulai getol untuk melakukan penelitian pada Florikultura, mulai dari pemuliaan tanaman, budidaya dan lainnya.