EKBIS.CO, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia Faisal Basri menilai tidak ada penurunan daya beli masyarakat Indonesia saat ini, seperti yang diberitakan beberapa waktu terakhir ini. Sebab menurut Faisal, tidak ada kejadian luar biasa yang menyebabkan daya beli masyarakat secara keseluruhan dapat turun secara drastis.
Meskipun ia mengakui kenaikan konsumsi masyarakat yang merupakan indikasi daya beli masyarakat menurun, sedikit melambat menjadi di bawah lima persen atau tepatnya 4,93 persen pada kuartal I 2017. Adapun dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan riil konsumsi masyarakat mencapai rata-rata lima persen.
"Jadi baik secara nominal maupun riil, konsumsi masyarakat masih naik. memang benar kenaikan konsumsi masyarakat sedikit melambat menjadi di bawah lima persen, tetapi tidak merosot seperti yang diberitakan belakangan ini," ungkap Faisal.
Hal itu juga Faisal merujuk pada rilis data produk domestik bruto (PDB) dari Badan Pusat Statistik pada 7 Agustus lalu tentang tidak adanya kemerosotan daya beli masyarakat. "Data resmi BPS menyimpulkan secara keseluruhan konsumsi masyarakat secara riil (sudah memperhitungkan kenaikan harga) naik cukup stabil di atas sekitar 5 persen," ujarnya.
Sebelumnya Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suharyanto menegaskan daya beli masyarakat Indonesia saat ini masih cukup tinggi. Hal itu kata Kecuk dilihat dari pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia yang masih bagus hingga triwulan kedua 2017 yaitu 4,95 persen. Menurutnya angka tersebut naik jika dibandingkan dengan triwulan pertama 2017 yakni 4,94 persen.
"Kalau saya bandingkan dengan triwulan satu tipis sekali tapi kalau dibandingkan dengan triwulan dua 2016/2017, tipis sekali tapi kalau dibandingkan dengan triwulan dua 2016-memang ada perlambatan. Ada beberapa hal yang bisa dijelaskan bahwa konsumsi rumah tangga itu 4,95 persen, konsumsi masyarakat Indonesia masih bagus, tidak ada penurunan daya beli," ujar Kecuk dalam acara diskusi media Forum Merdeka Barat 9 yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Sabtu (12/8).
Ia mengatakan, konsumsi rumah tangga juga menyumbang 2 65 persen terhadap pertumbuhan ekonomi di triwulan kedua 2017. Pertumbuhan ekonomi di triwulan kedua 2017 yakni sebesar 5,01 persen atau masih di bawah ekspektasi target pemerintah.