Jumat 25 Aug 2017 10:45 WIB

Jaga Stabilitas, Kementan Kendalikan Harga Ayam Petelur

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ilham Tirta
Peternak ayam petelur mengambil telur dari peternakannya. (ilustrasi).
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Peternak ayam petelur mengambil telur dari peternakannya. (ilustrasi).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Penurunan populasi ayam petelur terjadi di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Namun Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita meminta semua pihak memahami kondisi tersebut. Sebab, adanya penurunan populasi ayam petelur merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam pengendalian untuk menjaga stabilitas harga telur di tingkat peternak.

"Populasi ayam memang menurun, karena kebijakan kami untuk menurunkan populasi di Blitar," katanya melalui siaran resmi, Jumat (25/8).

Sebelumnya, di wilayah tersebut mengalami over supply dan berdampak pada rendahnya harga telur. Dengan adanya penurunan populasi, Kementan berharap harga telur di tingkat peternak kembali stabil.

Ketut mengatakan, kebijakan yang dilakukan pemerintah tersebut muncul karena sebelumnya ada keluhan dari peternak tentang penurunan harga ayam hidup (broiler dan jantan layer), serta telur ayam di bawah harga pokok produksi. Bahkan, sebelumnya harga telur juga sempat mencapai Rp 14 ribu.

Beberapa bulan lalu, pemerintah didemo oleh beberapa perwakilan peternak terkait adanya penurunan harga telur di Blitar yang menyebabkan peternak mengalami kerugian. Beberapa peternak bahkan ada yang tidak mampu melanjutkan usahanya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Kementan telah melakukan peninjauan langsung ke kandang dan menemui para peternak di Kabupaten Blitar. Setelah mengetahui situasi dan kondisi di lapangan, kebijakan pun diambil.

Kebijakan dari aspek hulu yang telah dilakukan oleh pemerintah, terutama untuk menstabilkan harga telur dan ayam, yaitu dengan melakukan pengaturan keseimbangan permintaan dan penawaran melalui penyesuaian jumlah Final Stock sesuai dengan penerapan Kepmentan 3035/2017 agar tidak terjadi over supply. "Melalui pendekatan tersebut, keseimbangan supply dan demand ternyata segera pulih kembali," ujarnya.

Selain itu, untuk mendukung kelancaran pengendalian populasi tersebut juga dilakukan pemantauan dan monitoring secara berkelanjutan. Berdasarkan pantauan dari Pengamat Informasi Pasar (PIP) Ditjen PKH setelah diterapkannya kebijakan pengendalian populasi ayam, harga telur ayam terus mengalami peningkatan. Harga telur di Blitar saat ini Rp 16 ribu hingga Rp 16.500 per kg, di Yogyakarta Rp 17 ribu per kg dan Jabodetabek Rp 18 ribu per kg.

Harga acuan yang telah ditetapkan oleh Menteri Perdagangan sebesar Rp 18 ribu per kg. "ni semua tentunya telah terpenuhi sesuai dengan harapan kita, yaitu peternak mendapatkan keuntungan," ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement