Jumat 15 Sep 2017 15:39 WIB

Indonesia Siap Penuhi Defisit LNG Bangladesh

Red: Nidia Zuraya
KIlang LNG (ilustrasi)
KIlang LNG (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia siap untuk memenuhi defisit atau kekurangan gas alam cair (LNG) Bangladesh yang mencapai 1 juta ton per tahun.

"Ini pertama kalinya Indonesia dan Bangladesh kerja sama dalam bidang energi, dan dari sini akan banyak hal yang akan didiskusikan ke depannya," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (15/9).

Jonan juga mengatakan bahwa kerja sama ini dapat membuka peluang Indonesia dan Bangladesh dapat bersinergi dalam hal infrastruktur penyediaan distribusi gas atau kebutuhan infrastruktur energi lainnya. Sementara itu, Menteri Negara Ketenagalistrikan, Energi, dan Sumber Daya Mineral Bangladesh Nasrul Hamid menuturkan ucapan terima kasih atas kesediaan Indonesia menjadi mitra Bangladesh dalam hal pemenuhan sumber daya energi.

Lebih lanjut dibukanya peluang kerja sama ini, salah satu tujuannya adalah untuk mengatasi defisitnya pasokan LNG Bangladesh. Defisit LNG 1 juta ton per tahun diproyeksikan oleh Bangladesh dapat meningkat menjadi sekitar 11 juta ton per tahun pada tahun 2030. Untuk memenuhi defisit gas tersebut, Pemerintah Bangladesh akan mengimpor LNG yang akan dilakukan oleh Petrobangla melalui kerja sama dengan Pertamina.

Selain melakukan suplai LNG ke Bangladesh, melalui nota kesepahaman ini dibuka pula kesempatan bagi Pertamina selanjutnya membangun fasilitas penerimaan LNG yang terdiri dari Floating Storage and Regasification Unit (FSRU), mooring dan infrastruktur off-loading, sub-sea dan pipa gas onshore ke grid gas alam.

Beberapa waktu lalu Dirjen Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial menyampaikan di Indonesia masih banyak kargo LNG yang belum terserap, dan kargo gas yang tidak terserap ini memiliki tren yang terus meningkat. Pada 2014 ada 22 kargo, rinciannya 16 kargo diekspor dan sisanya untuk domestik.

Setahun kemudian membengkak jadi 66 kargo, rinciannya 60 kargo diekspor dan 6 kargo untuk dalam negeri. Tahun lalu juga ada 66,6 kargo tidak terserap, rinciannya 43 kargo diekspor dan 23,6 kargo untuk dalam negeri.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement