Sabtu 30 Sep 2017 08:28 WIB

BI: Kredit Perbankan Tumbuh 8,4 Persen

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Petugas melayani nasabah yang mengajukan kredit di salah satu kantor cabang Bank Mandiri.
Foto: dok Republika
Petugas melayani nasabah yang mengajukan kredit di salah satu kantor cabang Bank Mandiri.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat kredit yang disalurkan perbankan pada akhir Agustus 2017 sebesar Rp 4.514,5 triliun atau tumbuh 8,4 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan Juli 2017 yang tumbuh sebesar 7,9 persen (yoy).

"Akselerasi pertumbuhan kredit tersebut terutama terjadi pada Kredit Investasi (KI) dan Kredit Konsumsi," tulis hasil riset BI, Jumat (29/9).

Riset tersebut mencatat, KI sebesar Rp 1.123 triliun atau tumbuh 6,8 persen (yoy) daripada bulan sebelumnya yang sebesar 6,2 persen (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, KK juga mengalami peningkatan dari 10,1 persen (yoy) pada Juli 2017 menjadi 10,2 persen (yoy) pada Agustus 2017. Sementara itu KMK tumbuh melambat dari 7,5 persen (yoy) menjadi 7,3 persen (yoy) dengan nominal sebesar Rp 2.075,3 triliun.

Akselerasi pertumbuhan KI didorong oleh peningkatan pertumbuhan pada kredit yang disalurkan kepada sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor industri pengolahan yang masing-masing tumbuh meningkat dari 6,8 persen (yoy) dan 4,4 persen (yoy) menjadi 7,3 persen (yoy) dan 4,8 persen (yoy).

Pertumbuhan KI yang disalurkan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran, meningkat disebabkan oleh peningkatan kredit yang diinvestasikan di DKI Jakarta dari 2,7 persen (yoy) menjadi 5,43 persen (yoy) dengan porsi 13,35 persen terhadap total kredit investasi sektor PHR pada Agustus 2017.

Sementara itu KI yang disalurkan kepada sektor industri pengolahan terakselerasi terutama oleh pertumbuhan industri pengolahan yang diinvestasikan di lokasi proyek Provinisi Jawa Timur yang tercatat tumbuh dari 9,97 persen (yoy) pada Juli 2017 menjadi 12,14 persen (yoy) pada Agustus 2017.

Sejalan dengan pertumbuhan pada kredit investasi, pertumbuhan kredit konsumsi juga terakselerasi. Pada akhir Agustus 2017, KK tercatat sebesar Rp 1.316,3 triliun atau tumbuh sebesar 10,2 persen (yoy), sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya 10,1 persen (yoy). Peningkatan KK tersebut utamanya terjadi pada peningkatan kredit pemilikan rumah (KPR).

Pertumbuhan KPR dan KPA tercatat meningkat dari 9,1 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 10,4 persen (yoy) pada Agustus 2017. Meskipun demikian, kredit sektor properti justru mengalami perlambatan menjadi 13,5 persen (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 13,9 persen (yoy).

Perlambatan pertumbuhan tersebut disebabkan oleh sektor kredit konstruksi dan real estate terutama untuk jenis penggunaan modal kerja. Kredit konstruksi tumbuh melambat dari 23,4 persen (yoy) menjadi 22,1 persen (yoy) pada Agustus 2017.

Kredit real estate juga mengalami perlambatan menjadi sebesar 8,5 persen (yoy) dari sebelumnya 12,4 persen (yoy). Sementara itu KMK tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan terutama terjadi pada sektor industri pengolahan serta sektor konstruksi yang masing-masing melambat 5,3 persen (yoy) dan 30,7 persen (yoy) menjadi 4,6 persen (yoy) dan 28,0 persen (yoy) pada Agustus 2017.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement