Kamis 19 Oct 2017 18:02 WIB

Laba Bersih Q3 2017 BNI Syariah Naik Lebih dari 14 Persen

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
Plt. Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo memberikan paparan Kinerja Trwulan ke-3 BNI Syariah di Jakarta, Kamis (19/10).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Plt. Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo memberikan paparan Kinerja Trwulan ke-3 BNI Syariah di Jakarta, Kamis (19/10).

EKBIS.CO, JAKARTA -- BNI Syariah mencatatkan pertumbuhan laba bersih mencapai 14,6 persen (yoy) pada kuartal III 2017. Laba bersih tercapai sebesar Rp 246 miliar dibanding September 2016 sebesar Rp 215 miliar.

Plt Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo, mengatakan pertumbuhan laba tersebut disokong oleh ekspansi pembiayaan dan kontribusi komposisi rasio dana murah serta efisiensi operasional yang juga terus dijaga.

Pertumbuhan aset secara year on year (yoy) tercatat naik sebesar 19,4 persen dari Rp 26,8 triliun pada September 2016 menjadi sebesar Rp 32,0 triliun. Pertumbuhan aset tersebut didorong oleh pertumbuhan pada pembiayaan sebesar 15,3 persen dan DPK sebesar 21,4 persen terhadap posisi tahun sebelumnya pada periode yang sama.

Pembiayaan BNI Syariah pada September 2016 tercatat sebesar Rp 19,5 triliun tumbuh menjadi Rp 22,5 triliun pada September 2017. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) yang pada September 2016 sebesar Rp 22,8 triliun meningkat menjadi Rp 27,6 triliun pada September 2017. Rasio dana murah (CASA) meningkat menjadi sebesar 48,7 persen dari 47,4 persen pada tahun sebelumnya.

"Over all kami aset secara year to date sudah 101 persen. Sedangkan DPK kami year to date 105,54 persen, dan pembiayaan 98,5 persen. Kenapa demikian, karena pada dua bulan terakhir kami strategi lebih prudent. Karena suasana saat ini agak kurang kondusif. Kami melakukan konsolidasi di kuartal III ini," jelas Firman dalam Paparan Kinerja Kuartal III di Kantor Pusat BNI Syariah, Jakarta, Kamis (19/10).

Dari total pembiayaan sebesar Rp 22,5 triliun tersebut, didominasi pembiayaan segmen konsumer yang komposisinya mencapai 52,7 persen, disusul pembiayaan Ritel Produktif/SME sebesar 21,8 persen, pembiayaan komersial sebesar 18,1 persen, pembiayaan mikro sebesar 5,9 persen, dan kartu pembiayaan Hasanah Card 1,5 persen. Khusus pembiayaan konsumer, sebagian besar portofolio didominasi oleh produk Griya iB Hasanah yang mencapai 84,9 persen.

Sedangkan pertumbuhan masing-masing segmen, pembiayaan komersial naik 10,6 persen, segmen kecil dan menengah tumbuh 26,5 persen, pembiayaan mikro naik 16,6 persen, dan Konsumer naik 13,7 persen. Sedangkan pembiayaan Hasanah Card justru minus 10,8 persen.

"Semua tumbuh kecuali Hasanah Card. Yang paling banyak murabahah 72,6 persen tetapi dalam perkembangan selanjutnya kami tidak hanya murabahah, ada muqayyadah, ada musyarakah mutanaqisah (MMQ) itu pengembangan jenis pembiayaan," terang Firman.

Plt Direktur Bisnis BNI Syariah Dhias Widhiyati menyatakan, pembiayaan Hasanah Card memang mengalami penurunan kurang lebih 10,8 persen (yoy) dan 8,3 persen (ytd). "Kemarin kami tidak terlalu fokus untuk garap Hasanah Card. Tapi kuartal III kami berusaha memperbaiki potitioning Hasanah Card yang kami labeli syariah card. Ini kartu pembiayaan untuk para traveler yang akan wisata halal serta haji dan umrah," kata Dhias.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement