EKBIS.CO, PADANG -- Pada bulan Oktober 2017 Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,19 persen sedangkan Kota Bukittinggi mengalami inflasi sebesar 0,41 persen. Inflasi di Kota Padang terjadi karena adanya peningkatan indeks pada seluruh kelompok pengeluaran.
Namun kelompok yang paling tinggi menyumbang kontribusi terhadap inflasi adalah kelompok perumahan,
air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,54 persen serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,19 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat Sukardi menjelaskan, laju inflasi tahun kalender sampai bulan Oktober 2017 Kota Padang dan Kota Bukittinggi masing-masing sebesar 0,91 persen dan 0,67 persen. Laju inflasi year on year (Oktober 2017 terhadap Oktober 2016) Kota Padang sebesar 2,12 persen, sementara Kota Bukittinggi sebesar 1,18 persen.
Dari 23 kota IHK di pulau Sumatra, 20 kota mengalami inflasi dan 3 kota mengalami deflasi. Inflasi
tertinggi terjadi di Kota Batam sebesar 0,72 persen dan terendah terjadi di Kota Jambi sebesar 0,05 persen.
Deflasi tertinggi terjadi di Kota Bengkulu sebesar -0,12 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Tanjung Pinang sebesar -0,02 persen. Kota Padang menduduki urutan ke-10 dari seluruh kota yang mengalami inflasi di Sumatra dan urutan ke-15 secara Nasional sedangkan Kota Bukittinggi menduduki posisi 3 dari seluruh kota yang mengalami inflasi di Sumatera dan posisi ke 6 secara Nasional.
Sukardi menyebutkan, beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga selama bulan Oktober 2017 di Kota Padang antara lain cabai merah, pasir, kontrak rumah, bahan bakar rumah tangga, batu bata,
rokok kretek, tarif dokter umum, sepat siam, air kemasan, bayam dan beberapa komoditi lainnya.
Sedangkan komoditas yang mengalami peningkatan harga di kota Bukittinggi adalah cabai merah, bahan bakar rumah tangga, sekolah menengah atas, beras, sekolah dasar, makanan ringan/snack, tarif kendaraan trafel, jeruk nipis/limau, dencis, petai, dan beberapa komoditi lainnya. "Sedangkan yang turun adalah daging ayam ras, ayam hidup, bawang putih, bawang merah, teri, minyak goreng, apel, jengkol, petai, buncis," katanya.
Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga di Kota Bukittinggi antara lain bawang merah, ikan tongkol/ambu-ambu, buncis, belut, kentang, ketimun, ayam hidup, bawang putih, gula pasir, susu untuk balita dan beberapa komoditas lainnya.