Rabu 04 Apr 2018 13:38 WIB

Bela Impor Garam, Jokowi: Kita Realistis, Industri Butuh

Jokowi menilai industri membutuhkan garam yang berbeda.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Joko Widodo

EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut pemenuhan garam industri dari impor merupakan hal yang realistis dilakukan untuk menjaga keberlangsungan industri. Ia mengatakan, industri membutuhkan garam yang berbeda kualitas dengan garam yang dihasilkan oleh petani lokal.

"Kita harus realistis ya bahwa industri kita membutuhkan yang namanya garam kualitas berbeda, yang dihasilkan oleh petambak garam berbeda. Di pasar berbeda, segmentasi berbeda, dan kualitas berbeda," ujar Jokowi di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (4/4).

Ia menilai, jika pemerintah tak melakukan impor garam, maka akan berdampak pada berhentinya operasional industri. Jokowi mengatakan, penggunaan garam industri menjadi kunci utama bagi keberlangsungan industri kaca, mamin, kertas, farmasi, dll.

 

Baca juga, 27 Perusahaan Dapat Rekomendasi Impor Garam.

 

"Meskipun penggunaan cuma dua persen tapi juga jadi kunci, kaya mobil ban gak ada, ya gak jadi mobil kan. Barang industri untuk kaca, mamin, kertas, farmasi dan banyak yang membutuhkan," ucapnya.

Presiden pun meminta agar masyarakat dapat membedakan kebutuhan garam industri dan juga garam rakyat. Ia juga mengaku ikut memantau harga garam di berbagai daerah.

"Tolong dibedakan antara garam industri dan rakyat, yang saya pantau harga garam di Madura, NTT, Aceh dan dalam posisi baik. Upaya sudah diperintahkan kepada aparat," kata Jokowi.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution juga memastikan, garam impor tak akan beredar ke pasar sebagai garam konsumsi masyarakat. Garam impor tersebut hanya diperuntukan bagi industri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement