EKBIS.CO, PALEMBANG -- Pemerintah menargetkan tarif tiket kereta api ringan (light rail transit/LRT) Sumatera Selatan di Palembang akan disubsidi hingga tiga tahun ke depan.
Meskipun untuk keperluan subsidi itu, kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, negara harus menggelontorkan dana APBN Rp 200 miliar- Rp 300 miliar hingga diberlakukan tarif normal. Menurut dia, pemerintah memberikan subsidi berupa tarif perintis untuk tiket LRT senilai Rp 5.000 antarstasiun dan Rp 10 ribu dari Bandara SMB II ke Jakabaring.
"Kami subsidi dulu dan sepertinya dalam kurun tiga tahun sudah bisa tercover karena ada pendapatan operasional lain dari stasiun," kata dia di Palembang, Rabu (1/8).
Budi mengemukakan tarif tiket LRT Palembang jika tidak disubsidi bisa mencapai dua kali lipat, yakni Rp 10 ribu untuk jarak dekat dan Rp 20 ribu untuk jarak Bandara--Jakabaring. Ia menjelaskan pemberian subsidi tersebut untuk merangsang masyarakat agar mau menggunakan moda transportasi anyar dengan tarif terjangkau. Alasannya, angkutan modern tersebut menawarkan gaya hidup dan budaya baru bagi masyarakat Kota Palembang.
"Oleh karena itu kami membuat konsep untuk memasyarakatkan LRT dengan slogan 'Payo Naek LRT', yang artinya ajakan untuk menggunakan LRT sebagai angkutan massal," ujar dia.
Budi menambahkan Palembang jadi kota pertama yang membangun LRT sehingga kota itu dapat menjadi model pembangunan transportasi modern. "Maka keharusan bagi kita untuk menjadikan model ini berhasil, makanya saya all out untuk menjadikan lifestyle sehingga masyarakat bisa enjoy menggunakannya," kata dia.
Terkait operasional bagi atlet dan official Asian Games, kata Budi, nantinya bakal menggunakan kartu khusus untuk mempermudah akses menggunakan LRT. Proyek LRT Palembang senilai Rp 10,9 triliun mulai dibangun pada Oktober 2015 dan selesai pada Juli 2018. Moda transportasi tersebut terdiri atas delapan rangkaian kereta (train set) di mana tiap train set dapat menampung 536 orang.
Waktu tempuh dari Bandara SMB II hingga Jakabaring Sport City (JSC) yakni 40 menit dengan kecepatan maksimal. Nantinya LRT sepanjang 23,4 kilometer itu akan beroperasi selama 18 jam per hari dengan jumlah perjalanan sebanyak 108 perjalanan KA per hari.