EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto berharap harga bahan pangan dapat dijaga agar tidak bergejolak. Sehingga laju inflasi dapat tetap terkendali hingga Desember 2018.
"Kita ke depan perlu ekstra hati-hati. Memang di beberapa bulan tertentu ada komoditas yang bergeraknya agak liar, telur ayam kemarin bermasalah di Juni dan Juli tetapi sekarang sudah mengalami penurunan secara umum," kata Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/9).
Suhariyanto terutama mewaspadai kelompok pengeluaran untuk komponen bahan makanan yang tercatat mengalami inflasi dari tahun ke tahun (Agustus 2018 terhadap Agustus 2017) sebesar 4,90 persen. Selain itu, inflasi untuk komponen bergejolak (volatile prices) juga perlu diwaspadai karena mengalami inflasi dari tahun ke tahun (Agustus 2018 terhadap Agustus 2017) sebesar 4,97 persen.
"Itu perlu menjadi perhatian supaya kita lebih waspada ke depan untuk menjaga agar harga pangan tidak bergejolak sehingga inflasi tetap terkendali hingga Desember 2018," ujar Suhariyanto.
Di sisi lain, Suhariyanto menyebutkan bahwa perkembangan harga berbagai komoditas pada Agustus 2018 secara umum menggembirakan karena terjadi deflasi pertama di tahun ini yang tercatat sebesar 0,05 persen. Dengan deflasi 0,05 persen tersebut, tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Agustus 2018) sebesar 2,13 persen dan (Agustus 2018 terhadap Agustus 2017) sebesar 3,20 persen.
Menurut catatan BPS, tahun lalu terjadi dua kali deflasi pada Maret dan Agustus, dan pada 2016 terjadi tiga kali deflasi yaitu pada Februari, April, dan Agustus. "Kalau harga bahan makanan tidak bisa dikendalikan maka bisa inflasi. Pengaruh besarnya memang pada bahan makanannya. Deflasi bisa terjadi lagi (tahun ini) kalau bisa mengendalikan harga pangan tidak bergejolak," ujar Suhariyanto.