Kamis 06 Sep 2018 07:46 WIB

Cara Pemerintah Berhemat Jaga Keuangan Negara

Pemanfaatan biodiesel dan peningkatan pariwisata bisa menjaga keuangan negara.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah turis asing berfoto bersama saat mengunjungi Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.
Foto: Antara/Maulana Surya
Sejumlah turis asing berfoto bersama saat mengunjungi Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pelemahan rupiah dan meningkatnya defisit neraca membuat pemerintah perlu melakukan langkah strategis untuk menjaga kondisi keuangan negara. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan untuk jangka pendek setidaknya pemerintah bertumpu pada dua hal.

Luhut menjelaskan, dua proyek tersebut adalah pemanfaatan biodiesel dan peningkatan pariwisata. Luhut mengatakan, dari dua proyek tersebut paling tidak pemerintah bisa mengantongi 6,8 miliar dolar dari penghematan.

"Biodiesel. Kita hemat 2,3 miliar dolar. Pariwisata 4,5 miliar," ujar Luhut di DPR, Rabu (5/9).

Rupiah Anjlok, Darmin: Upaya Pemerintah Perlu Waktu

Luhut menjelaskan dengan pemanfaatan biodiesel dan pariwisata paling tidak sampai akhir tahun ini bisa menjaga neraca transaksi berjalan negara tidak terpuruk. Luhut menilai, dengan langkah langkah strategis ini maka harapannya, tahun ini kondisi ekonomi negara bisa lebih baik.

Namun, untuk tahun depan, kata Luhut kondisi ekonomi yang terjadi di paruh akhir 2018 ini bisa lebih baik dengan dua sektor diatas tadi yang digenjot oleh pemerintah. Luhut mengatakan, dari Biodiesel saja, pemerintah bisa mengantongi penghematan hingga 8 miliar dolar. Sedangkan dari pariwisata, pemerintah juga bisa mengantongi keuntungan sebesar 7,5 miliar dolar.

Untuk jangka panjang, kata Luhut kebijakan investasi yang sedang berjalan tahun ini dan penguatan TKDN bisa membuat kondisi ekonomi bisa lebih baik. Dari sisi investasi, kata Luhut seperti Qatar berencana akan membawa masuk dolar sekitar 1,4 miliar dolar pada tahun depan. Qatar merupakan salah satu dari beberapa investasi yang sedang dijajaki oleh pemerintah pada tahun ini.

"Itu kan butuh waktu, gak bisa juga setahun. Butuh dua tahunan. Tapi tahun depan kita lebih baik lah," ujar Luhut.

Disatu sisi, kata Luhut untuk penegakan TKDN saja, juga bisa mengendalikan impor dan bisa menghemat pembiayaan proyek. "Lalu 1.150 daftar yang impor itu kita saring lagi. Masa impor kopi. Jadi kita mau seleksi lagi. Tapi kecil kecil itu, at the end bisa sampai 20 miliar dolar. Paling tidak dengan ini semua account devisit kita bisa lebih baik tahun depan," kata Luhut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement