Jumat 21 Sep 2018 12:27 WIB

Rencana Divestasi Saham Bukopin Syariah Mundur ke 2019

Rasio kecukupan modal Bank Syariah Bukopin saat ini sebesar 19 persen

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Petugas melayani nasabah di banking hall salah satu kantor cabang Bank Syariah Bukopin, Jakarta. ilustrasi (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Petugas melayani nasabah di banking hall salah satu kantor cabang Bank Syariah Bukopin, Jakarta. ilustrasi (Republika/Prayogi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Syariah Bukopin (BSB) menyatakan, rencana divestasi sebagian sahamnya ke investor kemungkinan mundur ke tahun depan. Sebelumnya dijadwalkan tahun ini.

"Karena situasi politik begini, jadi tidak menarik. Baik buat Bank Bukopin maupun investor," ujar Direktur Utama BSB Saidi Mulia Lubis di Jakarta, Kamis (20/9).

Melihat kondisi-kondisi terakhir, kata dia, tampaknya belum nyaman. Pasalnya, akan berujung pada pada nego harga serta teknis yang berkembang ke depan.

"Maka kalau lihat market, kayaknya divestasi saham kita lakukan setelah Pemilihan Presiden (Pilpres). Kita nunggu setelah Pilpres tahun depan," kata Saidi.

Dirinya menyebutkan, permodalan perseroan saat ini masih aman sehingga tidak ada masalah. Rasio kecukupan modal BSB (Capital Adequacy Ratio/CAR) kini sebesar 19 persen.

"Jadi kita nggak buru-buru amat (untuk divestasi). Hanya saja, kami cari investor baru karena mau naik kelas ke BUKU (Bank Umum Kelompok Usaha) 2, kurang sedikit lagi," katanya.

Modal BSB kini, kata Saidi, sebesar Rp 900 miliar. Sedangkan syarat menjadi bank BUKU 2 di antaranya modal minimal harus mencapai Rp 1 triliun.

Terkait naik kelas ke BUKU 2, perseroan tidak menutup kemungkinan terjadi tahun ini. "Kalau sekarang ada jodohnya, kenapa ditunggu? Tapi kami nggak nguber karena CAR masih banyak," tegasnya.

Saidi mengaku, sampai sekarang sudah banyak investor yang melakukan penawaran. Hanya saja belum ada yang pasti. Ia pun enggan menyebutkan, sudah berdiskusi dengan investor mana saja.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement