Senin 24 Sep 2018 11:43 WIB

Pertemuan IMF-Bank Dunia Siap Gairahkan Pariwisata Bali

Sekitar 15 ribu peserta akan hadir dalam pertemuan yang berlangsung sepekan itu.

Red: Friska Yolanda
Doa bersama (matur piuning) di Pura Agung Besakih, Karangasem jelang pelaksanaan pertemuan tahunan Bank Dunia - Dana Moneter Internasional (IMF) 2018 di Bali.
Foto:
Pemrakarsa Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Nyoman Nuarta berfoto dengan latar belakang Patung GWK di Ungasan, Badung, Bali, Selasa (31/7).

Studi Bappenas menyatakan pertemuan global ini akan menambah kedatangan 18 ribu orang wisatawan mancanegara plus 1.800 wisatawan nusantara. Artinya, pertumbuhan wisatawan mancanegara ke Bali mencapai 16,4 persen pada 2018.

Kegiatan ekonomi juga meningkat sebesar 0,64 persen. Pertumbuhan ekonomi di Bali diperkirakan pada akhir tahun mencapai 6,54 persen, atau lebih tinggi dari baseline tanpa ada acara pertemuan IMF-Bank Dunia, sebesar 5,9 persen. Tambahan sebesar 0,64 persen tersebut antara lain berasal dari pertumbuhan berbagai industri seperti sektor konstruksi 0,26 persen, sektor lain-lain 0,21 persen, hotel 0,12 persen dan sektor makanan serta minuman 0,05 persen.

Total penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia ini memberikan sumbangan kepada perekonomian sebesar Rp 7,8 triliun. Nilai ini berasal dari kegiatan konstruksi infrastruktur, penyiapan tempat wisata, hotel dan akomodasi serta perdagangan.

Baca juga, Pertemuan IMF-WB Bisa Genjot Ekonomi Bali Hingga 6,54 Persen

Untuk memaksimalkan dampak ekonomi tersebut, Bappenas merekomendasikan upaya untuk mendorong pengeluaran peserta dan memaksimalkan kunjungan wisata, tidak hanya ke Bali, namun juga destinasi unggulan lainnya. Guna mendorong pengeluaran tamu, Bappenas mengusulkan agar para pelaku jasa pariwisata membuat penawaran menarik bagi para peserta, seperti pemberian bundling, pembuatan paket oleh-oleh, dan cuci gudang. 

Usul lainnya adalah membuat stand produk-produk lokal yang menarik dan bekerja sama dengan pihak hotel untuk menawarkan paket wisata maupun souvenir selama seminggu penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia. Sedangkan, untuk memaksimalkan kunjungan wisata, Bappenas mengharapkan adanya panduan perjalanan (travel guide) yang berisi pengenalan budaya, hal yang dapat dilakukan di Indonesia, pilihan destinasi wisata serta daftar akomodasi, tempat makan, dan pusat belanja. Selain itu, membuat event pariwisata yang menonjolkan budaya nasional terutama Bali dan mendorong kesadaran wisatawan mancanegara atas daerah tujuan wisata, termasuk wisata kuliner dan budaya, tidak hanya di Bali, tapi juga di luar Bali.

Penghitungan sementara Bappenas ini menggunakan asumsi pengeluaran para peserta mencapai 150 dolar AS per hari, diluar akomodasi dan biaya perjalanan lainnya, dengan potensi belanja lebih tinggi, apabila upaya memaksimalkan kegiatan wisata benar-benar terwujud.  

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan menyakini kegiatan akbar ini bisa memberikan dampak kepada ekonomi Bali serta mendorong kegiatan pariwisata di pulau dewata dan sekitarnya. Pasalnya, tamu yang datang sebagian besar merupakan para pejabat tinggi dalam bidang ekonomi.

"Kebanyakan yang datang bukan turis backpacker, tapi relatif berada. Namun yang terpenting adalah forum ini merupakan momentum untuk memperkenalkan Indonesia, karena belum banyak yang tahu Indonesia ini sebesar apa," kata Luhut yang merangkap Ketua Panitia Pertemuan IMF-Bank Dunia.

Hingga pertengahan September 2018, Kementerian Pariwisata mencatat sebanyak 3.200 orang delegasi sudah mengunjungi laman resmi untuk mencari informasi mengenai 33 paket wisata yang ditawarkan di sekitar Bali. Sebanyak 302 di antaranya atau sembilan persen sudah memesan paket tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement