Untuk penyelenggaraan acara ini, Bali sudah melakukan pembenahan dengan membangun sejumlah infrastruktur. Pembangunan yang telah diselesaikan di antaranya underpass Ngurah Rai, memperluas pelabuhan Benoa, menata Tempat Pembuangan Akhir Sarbagita Suwung, serta menyelesaikan Garuda Wisnu Kencana yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo.
Berbagai upaya untuk membangun citra positif ini diupayakan agar pertemuan akbar dapat berjalan lancar serta nyaman. Dengan semua usaha ini, para peserta mau berkunjung kembali ataupun merekomendasikan Indonesia sebagai destinasi wisata dunia.
Baca juga, Underpass Simpang Tugu Bali Urai Kemacetan
Sebelumnya, Bali pernah menjadi tuan rumah berbagai pertemuan internasional berskala besar seperti pertemuan APEC pada 2013 dengan jumlah delegasi mencapai 5.000 orang dari 21 negara. Bali juga menjadi tuan rumah pertemuan COP-UNFCCC di 2007 dengan jumlah delegasi 10.000 orang dari 189 negara.
Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan Bali siap untuk menjadi tuan rumah perhelatan berskala besar yang akan menyelenggarakan 2.000 pertemuan di tingkat bilateral, regional dan multilateral serta berbagai konferensi, seminar, forum maupun side events lainnya. Menurut dia, seluruh komponen masyarakat Bali, mulai dari tingkat kota sampai desa, siap menyukseskan pertemuan dan telah mendapatkan informasi untuk mengetahui tujuan maupun manfaat ekonomi dari penyelenggaraan 'mega-meeting' ini.
Tidak hanya itu, pendekatan spiritual keagamaan dan tradisi yang dimiliki masyarakat Bali juga menjamin keamanan para peserta. Sehingga, perhelatan ini mendapatkan garansi akan berlangsung dengan nyaman dan sangat aman.
"Sebagai sebuah daerah wisata, Bali memang sudah siap untuk menyambut jalannya pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia," kata Koster.
Dalam pernyataan terbaru, IMF memberikan apresiasi atas kesiapan Indonesia dalam menyediakan akomodasi maupun jaringan teknologi informasi yang memadai untuk kelancaran pertemuan di Nusa Dua, Bali. Juru Bicara IMF Gerry Rice mengatakan pihaknya juga memberikan apresiasi atas kesigapan otoritas Indonesia guna menjamin keamanan dan kenyamanan para peserta pertemuan.
Untuk itu, ia menambahkan sebanyak 15 ribu peserta siap hadir di Bali untuk mengikuti berbagai pertemuan yang akan membahas dan mendiskusikan isu-isu terkait perekonomian global.
"Kami menyakini ini merupakan agenda yang menarik, dan persiapannya sudah sepenuhnya selesai. Kami berharap dapat segera bertemu anda dalam pertemuan nanti," kata Rice.