EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Phapros Tbk telah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, (26/12). Ke depannya, perusahaan farmasi dan alat kesehatan itu pun berencana kembali melakukan sejumlah aksi korporasi.
Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami mengatakan, aksi korporasi selanjutnya yakni pengembangan produk dan perusahaan. Baik secara organik maupun anorganik.
"Untuk yang sifatnya organik, itu bertumpu pada produk kita yang hanya terkait dengan produk dan alat kesehatan," ujar perempuan yang akrab disapa Emmy tersebut kepada wartawan, Rabu, (26/12). Ia menyebutkan, ada empat pilar dalam industri farmasi, meliputi kimia, vaksin, produk bioteknologi, serta herbal.
Emmy menambahkan, Phapros merupakan salah satu perusahaan yang memiliki obat tradisional dari bahan alami yang setara obat modern bernama fitofarmaka. "Kita sudah punya fitofarmaka pertama di Indonesia namanya Tensigard, itu untuk obati darah tinggi," jelasnya.
Lebih lanjut, kata dia, perseroan tidak hanya bertumpu pada produk konvensional tapi juga mulai kembangkan produk geoteknologi. Phapros berencana mengembangkan produk anti aging.
"Produk anti aging berpotensi besar. Alasannya karena semua orang ingin tetap sehat dan awet muda," ujar Emmy. Dirinya mengungkapkan, untuk mewujudkan produk tersebut, Phapros telah bekerjasama dengan salah Universitas Airlangga (Unair).
Untuk menggenjot pertumbuhan anorganik, Phapros akan pula melakukan aliansi strategis seperti merger dan mengakuisisi perusahaan yang berhubungan dengan farmasi. "Tahun ini kita sudah akuisisi perusahaan farmasi di Bandung, kepemilikan kita sebanyak 90,22 persen," tuturnya.
Anak usaha Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) ini jug akan melakukan join venture dengan beberapa perusahaan farmasi di Asia. "Inisiatif melakukan akuisisi itu ada, tapi karena masih dalam tahap evaluasi, kami tidak sebutkan dulu sampai kami berhasil akuisisi," ujar Emmy.