EKBIS.CO, MATARAM -- Perkembangan industri money changer di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) selama 2018 mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan bertambahnya jumlah perusahaan kegiatan usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) Berizin.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB Achris Sarwani mengatakan, sampai akhir 2017, tercatat sebanyak 11 KUPVA BB yang berkantor pusat di Provinsi NTB. Namun selama 2018, Kantor Perwakilan (KPw) BI NTB telah mengeluarkan izin kepada lima KUPVA BB baru, dengan dua di antaranya berlokasi di Gili Trawangan, dan tiga lainnya berada di Terara, Selong, dan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur.
"Selain itu, KPw BI NTB juga mengeluarkan izin bagi tiga kantor cabang KUPVA BB berizin, dua di Provinsi Bali dan satu di Gili Trawangan, serta memproses pembukaan satu kantor cabang KUPVA BB Bali di Pulau Moyo (Sumbawa)," ujar Achris di Mataram, NTB, Rabu (16/1).
Achris menjelaskan, peningkatan jumlah KUPVA BB berizin merupakan hasil dari penertiban yang dilakukan KPw BI NTB dan Polda NTB pada 2017 terhadap KUPVA BB tidak berizin. Keberadaan KUPVA BB berizin di NTB sangat dibutuhkan terutama untuk menunjang sektor pariwisata mengingat wisatawan mancanegara membutuhkan layanan jasa penukaran uang untuk bertransaksi selama di Indonesia.
"Selain itu, keberadaan KUPVA BB juga dibutuhkan oleh masyarakat lokal di NTB, antara lain untuk keperluan umrah dan penukaraan uang dari pekerja migran," lanjut Achris.
Achris menambahkan, BI selaku otoritas sistem pembayaran senantiasa mengawasi dan membina KUPVA BB berizin untuk memastikan agar layanan penukaran valuta asing yang diberikan kepada konsumen dapat berjalan dengan baik dan sesuai ketentuan yang berlaku.