EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap upaya Pemerintah agar Indonesia tidak terdampak dari pertumbuhan ekonomi dunia yang sedang melemah. Salah satunya kata Sri, Pemerintah fokus menjaga konsumsi rumah tangga dengan menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas harga. Karena beberapa hal tersebut masuk dalam komponen permintaan domestik yang dapat mencegah pengaruh dari eksternal.
"Untuk konsumsi tetap terjaga kita harus menjaga daya belinya termasuk dalam stabilitas harga. Oleh karena itu yang dilakukan pemerintah selama ini, presiden meminta supaya stabilitas terjaga," ujar Sri Mulyani di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (24/1).
Menurutnya, Presiden Joko Widodo selama ini memang fokus untuk tetap menjaga daya beli masyarakat. Sri melanjutkan, untuk menjaga daya beli, Pemerintah mengupayakan stabilitas harga komoditas pangan inti.
"Makanya jumlah stok pangan itu menjadi sangat penting dalam situasi di mana sering terjadi ketidakpastian musim seperti bencana tanah longsor, banjir. Stok itu harus ada di berbagai tempat supaya tetap jaga stabilitas," ujar dia.
Sementara dari sisi investasi, Pemerintah Indonesia berharap pertumbuhan kredit meningkat. Pemerintah juga berupaya menjaga stabilitas investasi dengan menerapkan penyederhanaan untuk berusaha di Indonesia, salah satunya dengan online single submission (OSS). Selain itu, Pemerintah pada tahun ini akan belanja sekitar 2500 Triliun atau tumbuh sekitar 10 persen dibandingkan tahun lalu.
"Kalau kita liat itu ya domestic demand akan terjaga, meskipun demikian kita tidak berarti melupakan ekport, justru ekspor penting," kata dia.
Sementara, dalam pertemuannya dengan Wapres JK, Sri mengaku melaporkan kondisi ekonomi Indonesia terkini kepada JK.
"Wapres menanyakan kondisi ekonomi terkini terutama dari sudut kita di Kemenkeu penerimaan pajak tahun 2018, evaluasinya, sektor sektor mana yang meningkat baik, dan komponen dari perpajakan apa yang meningkat," kata dia.