EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2019 terjadi deflasi sebesar 0,08 persen. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Darmin Nasution menilai hal tersebut memperlihatkan inflasi saat ini terkendali.
Dia mengatakan sebelumnya harga daging ayam dan telor sempat naik di atas 15 persen. "Ini sekarang sudah turun sedikit ya bagus. Kalau dia normal-normal saja terus kemudian ada deflasi baru itu nggak bagus," kata Darmin di Gedung Kemenko Perekonomian, Jumat (1/3).
Untuk itu, Darmin menjelaskan sumber utama terjadinya deflasi karena bahan makanan yang mengalami deflasi 1,11 persen. Terutama untuk bahan makanan ayam, telor, bumbu-bumbuan, cabai, dan bawang.
"Kenapa cabai dan bawang ya lagi-lagi panennya itu baru mulai sekarang. Sehingga yang tadinya dia agak naik di akhir tahun, mulai turun," tutur Darmin.
Sementara untuk daging ayam dan bumbu-bumbuan mengalami deflasi sekitar 2,5 persen. Jadi, kata Darmin, sumber deflasinya paling besar berasal dari bahan pangan meski harga kelompok lain turun namun kondisinya masih plus.
Darmin mengakui pengendalian harga yang dilakukan pemerintah pada akhirnya berjalan. "Kalau ayam dan telor ya memang ada peranannya, urusan jagung. Artinya, makanan ayamnya sudah mulai bisa tersedia dengan baik pada Januari," ungkap Darmin.
Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan deflasi tertinggi terjadi di Marauke sebesar 2,11 persen danterendahdi Serang sebesar 0,02 persen. "Secara umum untuk yang deflasi di Marauke karena penurunan harga sayuran dan cabai yang mengalami penurunan harga," kata Yunita di Gedung BPS, Jumat (1/3).
Dia menjelaskan, yang memberikan andil deflasi yaitu dari kelompok bahan makanan. Daging ayam ras memiliki andil deflasi 0,06 persen, cabai merah 0,06 persen, telur ayam ras 0,05 persen, bawang merah 0,04 persen, cabai rawit 0,02 persen dan beberapa komoditas lain ikan segar wortel jeruk yang masing-masing memberikan andil 0,01 persen.