EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah berencana menjual kelebihan produksi gas alam cair (LNG) ke pasar bebas (spot). Terhitung 10 kargo LNG akan dilepas ke pasar bebas hingga Juni mendatang.
10 kargo LNG ini merupakan kelebihan produksi tahun lalu. Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Djoko Siswanto menjelaskan pada April dan Mei mendatang pemerintah akan melepas tiga kargo LNG dari Kilang Donggi Senoro ke pasar bebas.
Selain itu, tiga kargo LNG dari Kilang Bontang juga akan dilepas pada tahun ini. Lalu, empat kargo dari Blok Tangguh juga akan dilepas pada Juni tahun ini melalui skema tender pada April 2019.
"Tahun ini kami berencana untuk menjual LNG ke spot market. Beberapa kargo berasal dari Bontang dan Tangguh serta Donggi Senoro," ujar Djoko, Selasa (5/3).
Djoko juga menjelaskan pada tahun ini produksi LNG yang berasal dari pengolahan gas utama yaitu Bontang dan Tangguh mencapai 252 kargo. Dari produksi tersebut rencananya 185 kargo akan diekspor sesuai dengan kontrak yang sudah tersepakati. Sisanya akan memenuhi kebutuhan dalam negeri (domestik).
"Tahun ini kita butuh 60 kargo untuk kelistrikan. Dalam negeri. itu lebih dari cukup. Tapi kalau dari perjalanan masih ada, kita juga siap pasok. karena kita masih banyak kargo LNG yang masih bisa kita jual di pasar spot," ujar Djoko.
Selain itu, kata Djoko, pada Jumat pekan lalu Menteri ESDM Ignasius Jonan baru mendatangani permohonan persetujuan penjualan LNG dari salah satu KKKS, British Petroleum (BP) sebanyak 16 kargo. 16 Kargo tersebut rencananya akan dikirim ke Singapura.
SKK Migas sebelumnya mencatat produksi dari dua fasilitas gas utama, Kilang Bontang untuk tahun ini ditargetkan mampu memproduksi sebanyak 132 kargo dengan 93 kargo akan diekspor. Sisanya, 39 kargo diperuntukkan untuk kebutuhan domestik.
Selain Bontang, Kilang Tangguh ditargetkan memproduksi sebanyak 120 kargo. Sebanyak 28 kargo untuk domestik dan 92 kargo untuk ekspor.