EKBIS.CO, TANGERANG SELATAN -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengajak pemerintah daerah (pemda) berperan dan berkontribusi aktif dalam pengembangan ekonomi digital. Khususnya dalam mendukung sektor pariwisata.
Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong menuturkan, mendalami pemahaman dan menguasai teknologi dan aspek ekonomi digital bukan lagi sebuah opsional, melainkan mandatory atau kewajiban. Pemda harus memahami peranan dari aplikasi media sosial maupun terkait wisata.
"Sebab, wisatawan yang kini berusia muda, memiliki ekspektasi tinggi tentang pariwisata," katanya dalam acara Regional Investment Forum (RIF) 2019 di Tangerang Selatan, Senin (11/3).
Ekspektasi yang dimaksud Thomas adalah harapan wisatawan domestik maupun mancanegara untuk mendapatkan informasi mengenai suatu destinasi wisata secara mudah. Baik itu berupa visualnya melalui media sosial seperti Instagram hingga cara menemukan lokasi lewat aplikasi pencari restoran maupun hotel.
Thomas menambahkan, pemerintah pusat telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung pemda. Di antaranya membuka jalur komunikasi antara pemda, calon investor dan perusahaan rintisan di bidang tersebut melalui RIF 2019. Tujuannya, mendorong investasi di bidang ekonomi digital dan pariwisata.
Pada tahun ini, tema yang diusung RIF adalah Indonesia’s Digital Drive: Utilizing Digital Technology in Developing Regional and Tourism Investment Opportunities. Menurut Thomas, tema ini sesuai dengan perkembangan industri digital yang signifikan selama beberapa tahun terakhir.
Thomas mencatat, sampai bulan Februari 2019, jumlah startup di Indonesia mencapai 2.070 startup dengan pertumbuhan tertinggi di tiga sektor, yakni on-demand services, financial technology dan e-commerce. "Tingginya angka pertumbuhan ini yang mendorong kami mengubah konsep RIF tahun ini, yakni mengundang para perusahaan rintisan," katanya.
Setidaknya, ada 250 startup yang hadir dalam perhelatan tersebut. BKPM akan mengatur 148 pertemuan yang melibatkan 64 perusahaan startup serta 45 perusahaan/ investor.
Untuk kegiatan seminarnya, dihadiri sekitar 800 peserta yang terdiri dari perwakilan pemerintah pusat, pemerintah daerah, kedutaan asing, asosiasi dunia usaha maupun calon investor.
Dari data Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII), tercatat bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 143 juta atau 54 persen dari total populasi. Jumlah pemilik smartphone dan mobile internetnya sendiri menyentuh angka 90 juta.
Riset Google dan Temasek memperlihatkan, nilai pasar ekonomi digital juga mencapai 27 miliar dolar AS yang berpotensi naik menjadi 100 miliar dolar AS pada 2025. Dari aliran investasi asing per tahun di level 20 miliar dolar AS hingga 25 miliar dolar AS, diprediksi 10 persen di antaranya disumbang dari sektor ekonomi digital.
Staf Ahli Bidang Teknologi, Informasi dan Digital Kementerian Pariwisata Samsriyono Nugroho menyebutkan, pihaknya akan memperluas kemitraan dengan startup yang mampu membantu promosi destinasi pariwisata. Hal ini dilakukan guna mengikuti tren yang serba digital, termasuk dalam sektor pariwisata.
Saat ini, Kemenpar sudah membangun akademi pariwisata yang berkolaborasi dengan swasta, Markplus. "Di sini, kami juga mengembangkan bagaimana pemanfaatan teknologi untuk mengembangkan pariwisata," ujar Samsriyono.
Samsriyono mengatakan, Kemenpar telah fokus dalam melakukan digitalisasi pariwisata guna menciptakan pariwisata berkelanjutan. Di antaranya dengan mendorong tourism exchange yang memungkinkan semua usaha di bidang pariwisata masuk ke dunia digital, baik usaha skala kecil maupun besar.
Ketika masuk dalam database, pelaku usaha pariwisata bisa dengan mudah terkoneksi dengan pasar global. Pada akhirnya, akan tercipta big data yang berguna memetakan pangsa wisatawan sesuai minat desinasi.
"Pemasaran pun akhirnya bisa semakin fokus," kata Samsriyono.