Sabtu 06 Apr 2019 00:00 WIB

Ekonomi Hijau Diusulkan Masuk dalam Penyusunan RPJMN

Ekonomi hijau paling tepat untuk bidang pertanian.

Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi pembukaan lahan baru untuk sawah. Dok: Pribadi
Ilustrasi pembukaan lahan baru untuk sawah. Dok: Pribadi

EKBIS.CO,   JAKARTA— Pemerintah diminta membuka kran saran dan masukan masyarakat tak terkecuali ormas Islam dalam rencana pembangan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024. Selama ini kran tersebut kurang dibuka secara maksimal. 

Menurut pengamat dari Paradigma Riset Insitute, Prasetyo Sunaryo,  pembuatan RPJMN selama ini tidak ada saluran bagi masyarakat untuk memasukkan tawaran atau aspirasi dalam penyusunan RPJMN oleh eksekutif.   

Prasetyo yang juga Ketua Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia mengatakan, pihaknya menawarkan implementasi green economic atau ekonomi hijau untuk dimasukkan dalam RPJMN 2020-2024.   

Dia menuturkan semangat dari ekonomi hijau adalah menjaga lingkungan tetap lestari dan pembangunan berkelanjutan. Di antara programnya adalah penyediaan energi ramah lingkungan, pangan, dan ketersediaan air secara berkelanjutan. 

’’Dalam pangan misalnya, kita harapkan pembangunan pangan yang berkelanjutan. Penggunaan pupuk yang mengurangi kesuburan harus diganti,’’ katanya dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (5/4). 

Dia menyebutkan gerakan ekonomi hijau yang paling cepat untuk diterapkan adalah di bidang pertanian. Khususnya pertanian organik. 

Dalam RPJMN 2020-2024 penerapan pertanian organik tidak harus 100 persen di seluruh Indonesia. Tetapi bisa dilakukan secara bertahap, namun dengan acuan grand design tertentu. ’’Bisa mulai dengan sayur organik dahulu,’’ jelasnya.

Dia menuturkan sayuran organik selain lebih sehat, juga memiliki nilai ekonomi tinggi. Sehingga bisa menghasilkan pendapatan lebih baik bagi para petaninya. Kemudian dalam program ini penggunaan pupuk urea yang bisa mengurangi kesuburan tanah harus dikurangi.

Menurut dia, program ekonomi hijau lainnya bisa berupa pengolahan limbah dan sampah. Dia menuturkan sampai saat ini masih banyak industri yang mengeluarkan limbah berbahaya. Kemudian limbah tersebut dibuang begitu saja di alam. Contohnya adalah di beberapa titik aliran sungai Citarum. Dia berharap bisa diterapkan teknologi yang bisa membuat limbah industri menjadi aman untuk dibuang ke alam.  

"Saya kira, jika pemerintah yang mendatang ini memang betul-betul pro rakyat, insa Allah akan mendengar aspirasi rakyat dan bekerja untuk kepentingan rakyat meski tidak begitu populer," kata dia. 

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement