Kamis 25 Apr 2019 13:20 WIB

Pembangkit Geotermal Dieng–Patuha Unit 2 Mulai Dibangun

Pembangkit energi baru terbarukan berkontribusi 12,5 persen terhadap pemakaian energi

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Pembangkit listrik panas bumi atau geotermal
Pembangkit listrik panas bumi atau geotermal

EKBIS.CO, JAKARTA – PT Geo Dipa Energi (Persero) bersama Kemeneterian Keuangan, Kementerian ESDM, PT PLN (Persero) serta Asian Development Bank menandatangani groundbreaking proyek P Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng dan Patuha Unit 2. Dua pembangkit ramah lingkungan tersebut ditargetkan selesai pada tahun 2023 mendatang.

Direktur Utama Geo Dipa Energi, Riki Firmanda Ibrahim, mengatakan, kapasitas dua pembangkit tersebut masing-masing 60 megawatt (MW) dengan total nilai proyek 300 juta dolar AS. Total pendaaan itu, kata Riki, sekitar 60 persen akan disuntik oleh Asian Development Bank (ADB) sementara sisanya menggunakan keuangan perseroan.

Baca Juga

“Dua proyek ini kita harapkan akan selesai dan siap diperasikan tahun 2023. Tenaga panas bumi jauh lebih murah dan ramah lingkungan daripada tenaga batubara yang harganya ditentukan pasar,” kata Riki kepada wartawan di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (25/4).

Riki mengatakan, pembangunan PLTP Dieng dan Patuha Unit 2 merupakan langkah konkret Geo Dipa sebagai BUMN serta special mission vehicle di bawah Kementerian Keuangan RI untuk meningkatkan target bauran energi energi baru terbarukan (EBT) pada tahun 2025.

Menurut dia, Riki, Geo Dipa juga sudah mengantongi Power Purchase Agreement (PPA) bersama PLN untuk 7 unit PLTP Dieng Patuha. Berdasarkan PPA, harga listrik untuk setiap satu megawatt (MW) sebesar Rp 2,5 juta. Sementara, tarif jual listrik ke PLN yang disepakati sebesar 8,2 sen per kilowatt-hour. 

Sejauh ini, kedua proyek tersebut telah masuk dalam tahap II Fast Track Program (FTP) sebesar 10 MW. PLPT Dieng – Patuha Unit 2 itu juga merupakan bagian dari megaproyek kelistrikan 35 ribu MW oleh pemerintahan Jokowi-JK.

Selain mengerjakan PLTP Dieng – Patuha Unit 2, Riki mengatakan, Geo Dipa Energi juga sedang membangun sendiri small scale power plant berkapasitas 10-15 MW dan organic ranking cycle power plant dengan skema pembangunan Build Operate Transer (BOT). Kedua proyek yg dikerjakan mandiri itu diharapkan selesai pada ahun 2020 dan 2022.

Dengan begitu, lanjut Riki, jika semua proyek dapat selesai tepat waktu, maka total kapasitas PLTP yang telah dibangun selama ini oleh Geo Dipa Energi sebanyak 270 MW. Kapasitas pembangkit itu secara umum mampu melistriki sekitar 540 ribu unit rumah.

“Total kapasitas PLTP yang dimiliki Geo Dipa Energi itu akan mengurangi emisi karbon sekitar 1,7 juta ton per tahun atau meninhkat dua kali lipat dari tahun ini,” ujar dia.

Riki menambahkan, sejauh ini kontribusi Geo Dipa Energi dalam aspek ekonomi, telah menyumbang Pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hampir Rp 40 miliar. Bertambahnya PLTP pada tahun 2023, dikatakan Riki akan meningkatkan kontribusi untuk pendapatan negara sekitar 182 persen.

Sebagaimana diketahui, pemerintah menargetkan bauran energi baru terbarukan memiliki porsi sebesar 23 persen dari total energi yang digunakan di dalam negeri. Target tersebut sesuai dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

Sampai dengan tahun ini, bauran energi baru terbarukan secara nasional telah mencapai 12,5 persen dari total pemakaian energi. Selain itu, peningkatan bauran energi juga menjadi kewajiban Indonesia untuk berkontribusi terhadap penurunan emisi gas rumah kaca sesuai kesepakatan dalam Paris Agreement.

Penggunaan energi baru terbarukan, selain ramah lingkungan juga mengurangi ketergantungan Indonesia kepada bahan bakar minyak (BBM) yang selama ini membebani neraca impor Indonesia. Impor minyak dan gas juga menjadi salah satu penyebab utama Indonesia mengalami defisit transaksi berjalan. Tahun ini, pemerintah menargetkan laju defisit transaksi berjalan dapat ditekan ke level 2,5 persen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement