EKBIS.CO, SYDNEY -- Harga minyak menguat dalam perdagangan Asia pada Jumat (10/5) pagi. Hal ini didorong optimisme baru bahwa kesepakatan perdagangan antara Washington dan Beijing dapat tercapai, karena investor khawatir bahwa perang tarif yang berlarut-larut akan membahayakan pertumbuhan ekonomi global.
Minyak mentah berjangka Brent berada di 70,85 dolar AS per barel pada pukul 00.21 GMT (07.21 WIB), naik 48 sen atau 0,7 persen, dari penutupan terakhir mereka. Brent ditutup sedikit berubah di sesi sebelumnya. Sementara itu minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di 62,29 dolar AS per barel, naik 59 sen atau 1 persen, dari penyelesaian sebelumnya. WTI menutup sesi terakhir turun 0,7 persen.
Analis mengatakan minyak mendapat dukungan karena harapan baru bahwa kesepakatan perdagangan Cina-AS akan tercapai. Hal ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan ia menerima 'surat cinta' dari Presiden Cina Xi Jinping.
Trump mengutip surat itu dengan mengatakan, "Mari bekerja sama, mari kita lihat apakah kita bisa menyelesaikan sesuatu."
Namun, para pedagang tetap gelisah ketika Washington bersiap untuk terus maju dengan rencana menaikkan tarif pada ratusan miliar dolar AS barang yang diimpor dari Cina. Rencananya, penerapan tarif itu dimulai pada Jumat pukul 24.01 waktu setempat (04.01 GMT pada Sabtu).
"Hasil dari pembicaraan perdagangan AS-Cina masih belum pasti," kata Alfonso Esparza, Analis Pasar Senior di OANDA.
Optimisme perdagangan muncul di tengah upaya Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mengurangi pasokan, serta harapan bahwa permintaan akan meningkat. Badan Informasi Energi AS (EIA) memperkirakan permintaan minyak global naik 1,4 juta barel per hari (bph) tahun ini.