EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) merilis posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2019 sebesar 120,3 miliar dolar AS. Jumlah tersebut dinilai masih cukup tinggi meskipun lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir April 2019 sebesar 124,3 miliar dolar AS.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta, berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Dalam siaran persnya, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko menyampaikan BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal. Juga, menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
"Penurunan cadangan devisa pada Mei 2019 tersebut terutama dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan berkurangnya penempatan valas perbankan di BI," katanya.
Hal ini sebagai antisipasi kebutuhan likuiditas valas terkait siklus pembayaran dividen beberapa perusahaan asing dan menjelang libur panjang lebaran. Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai dengan didukung stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik.
Selain itu, inflasi Mei dinilai tetap terkendali meskipun inflasi inti meningkat dibandingkan level bulan sebelumnya. Inflasi inti Mei 2019 tercatat 0,27 persen secara bulanan (mtm), meningkat dibandingkan inflasi April 2019 sebesar 0,17 persen (mtm).
Komoditas utama penyumbang inflasi inti ialah nasi dengan lauk dan gula pasir. Secara tahunan, inflasi inti tercatat 3,12 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan level April 2019 sebesar 3,05 persen (yoy). Inflasi inti yang terkendali menjadi imbas konsistensi kebijakan dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya.