EKBIS.CO, JAMBI -- Kota Jambi akan kembali mendapatkan 2.000 Sambungan Rumah (SR) jaringan gas melalui program City Gas dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Kami ingin pemasangan tahun ini bisa lebih baik, karena tahun ini masyarakat akan langsung menerima bantuan kompor gas dan langsung siap menyala dengan jaringan gasnya," kata Kepala Seksi Pengadaan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM Mariani di Jambi, Selasa (23/7).
Pembangunan city gas merupakan program pemerintah pusat. Program tersebut diberikan kepada daerah yang menghasilkan gas. Pada tahun 2019 ini ada 17 Kabupaten/Kota di Indonesia yang mendapatkan sambungan jaringan gas, salah satunya Kota Jambi dengan 2.000 SR dari total sambungan 78.216 se-Indonesia.
Sejak tahun 2012, ada banyak hambatan yang dihadapi seperti proses pembangunan jaringan. Namun Kementerian ESDM akan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah terkait pembangunan jaringan sehingga masalah pembangunan jaringan dapat teratasi.
Pemasangan jaringan gas itu bertujuan untuk mengurangi subsidi gas. Karena pada tahun 2018 lalu subsidi gas Indonesia mencapai Rp 70 triliun. Selain itu jaringan gas rumah tangga itu sangat aman.
Ia menjelaskan, tabung elpiji tiga kilogram itu memiliki tekanan empat bar, sementara jaringan gas rumah tangga hanya 0,2 bar. Jika dibandingkan, lebih kuat tekanan korek api daripada tekanan gas jaringan itu.
Sementara itu, Wakil Wali Kota (Wawako) Jambi, Dr. dr. Maulana menerangkan Kota Jambi sudah mendapatkan jaringan gas bumi sejak 2012. Dimana pada tahun itu mendapat SR jaringan gas bumi sebanyak 4.000 sambungan. Dan pada tahun 2017 kembali mendapatkan SR sebanyak 1.158 dan pada tahun 2019 ini kembali mendapatkan 2.000 SR.
"Kita sudah pernah meminta kepada Kementerian ESDM agar Kota Jambi mendapatkan 25.000 SR jaringan gas bumi pada 2019 ini, namun karena keterbatasan anggaran dan tidak hanya Kota Jambi yang menerima program city gas ini, maka pada 2019 ini kita mendapatkan jatah 2.000 SR," jelas dia.
Bantuan sambungan jaringan gas itu akan dilaksanakan di dua Kecamatan yakni di Kecamatan Jelutung tepatnya di Kelurahan Kebun Handil dan Kelurahan Handil Jaya. Kemudian Kecamatan Jambi Selatan di Kelurahan Thehok.
Dalam proses pembangunan jaringan gas tersebut, Maulana meminta agar kontraktor dan PPATK pembangunannya dapat berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum DAN Penataan Ruang (PUPR). Sebab permasalahan yang timbul selama ini yakni terjadi kebocoran pipa gas saat dinas PUPR melaksanakan proyek perbaikan drainase.
"Yang perlu diperhatikan kedepannya yakni pembangunan jaringan gas di bawah tanah itu harus sesuai dengan standarisasinya, yakni 1,5 meter di dalam tanah. Sebab kerap terjadi kerusakan jaringan ketika ada perbaikan drainase, sementara setiap harinya masyarakat membutuhkan gas untuk memasak," tambah Dr. dr. Maulana.