Warta Ekonomi.co.id, Surakarta --- Sejalan dengan rencana untuk meluncurkan Mate 30 dan kawan-kawannya, Huawei memamerkan chipset anyar Kirin 990 untuk perangkat-perangkat itu, Jumat (6/9/2019). Meskipun santer dikabarkan kalau deretan ponsel high-end itu tak dapat mengoperasikan Android dan aplikasi Google.
Chipset Kirin 990 menjadi sistem all-in-one 5G pertama, membuat Huawei memamerkannya sebagai komponen yang lebih unggul dari milik Qualcomm dan Samsung yang menanamkan modem 5G ke chip 4G mereka, menurut Huawei.
“Ini sistem 5G paling kuat di dunia dalam bentuk chip. Ini modem 5G yang paling kuat di dunia," pamer Kepala Grup Bisnis Konsumen Huawei, Richard Yu, dilansir dari Reuters di Surakarta.
Baca Juga: Apple Berencana Beli Divisi Bisnis Chip Modem-Smartphone Intel
Menurutnya, Kirin 990 merupakan salah satu langkah menuju peluncuran global Mate 30 pada 30 September di Munich. Komponen itu dibuat menggunakan proses produksi 7 nanometer terbaru.
Sayangnya, menurut narasumber anonim kepada Reuters, Mate 30 belum tentu bisa mengoperasikan layanan Google. "Belum diketahui apakah Mate 30 akan dilengkapi layanan tersebut setelah perusahaan masuk ke dalam daftar hitam AS pada Mei lalu," jelasnya.
Pemboikotan itu memotong 5% pangsa pasar Huawei di Eropa. Untuk itu, produsen terbesar kedua global itu mencoba merebut kembali yang telah hilang melalui percepatan penyebaran jaringan 5G.
Baca Juga: Di Bawah Tekanan Pemerintah AS, Huawei Niat Gelontorkan Rp4,3 Triliun untuk....
Apa Jadinya Huawei Mate 30 Tanpa Layanan Google?
Jika nantinya Mate 30 dan deretan produk terbaru Huawei tak bisa mengoperasikan sistem Android, maka opsi perusahaan adalah menggunakan sistem operasi Harmoni. Meskipun petinggi perusahaan dan analis menyatakan, sistem itu belum siap untuk diadopsi secara masif.
"Pemain besar di industri itu adalah Google," ujar Perwakilan lembaga riset Counterpoint Research, Peter Richardson setelah menghadiri pengarahan teknis soal Kirin 990.
Kirin 990 memiliki lebih dari 10 miliar transistor dan mampu mendukung kecepatan downlink hingga 2,3 gigabit per detik. Komponen itu memiliki receiver adaptif yang memungkinkan perangkat beralih dari jaringan 4G ke 5G dalam waktu cepat.
Untuk menghemat daya, komponen tersebut memiliki inti besar untuk menangani komputasi yang kuat, didukung kecerdasan buatan. Sementara, ada inti kecil yang dapat digunakan untuk tugas yang tak terlalu berat.
Huawei hanya berencana untuk menggunakan Kirin 990 di perangkatnya sendiri. Artinya, ia tak memiliki peluang pemasaran seperti Qualcomm, yang chip-nya telah mendukung ponsel-ponsel 5G dari produsen seperti Samsung.