Warta Ekonomi.co.id, -- Di China, Weibo dan WeChat mendominasi kehidupan sosial masyarakat di dunia maya. Selama bertahun-tahun, banyak perusahaan berusaha merebut pangsa pasar keduanya, tapi sejauh ini tak ada yang berhasil.
Itulah yang membuat Weibo tertarik untuk mengeluarkan produk terbaru yang konsepnya mirip Instagram, yakni Oasis. Aplikasi itu meluncur pekan lalu dan langsung banyak dibicarakan warganet karena menyerupai Instagram dan situs niaga-el China, Xiaohongshu.
Bahkan, aplikasi itu sempat ditarik dari App Store China karena masalah logo yang menyerupai perusahaan Korea Selatan.
Baca Juga: Waduh! Instagram yang Digembok Masih Bisa Dihack?
Namun, kini aplikasi itu telah kembali dalam App Store China, dengan logo yang berbeda. Sayangnya, Oasis belum tersedia di Android.
Lalu, bagaimanakah tampilan Oasis?
Berdasarkan gambar yang Warta Ekonomi lihat di Kr-Asia (11/9/2019), umpan gambar dan video yang diposting teman pengguna begitu serupa dengan milik Instagram. Lima tab di bagian bawah terdiri atas: kronologi, pencarian, tambah foto, notifikasi, dan profil pengguna--persis dengan Instagram.
Bagian komentar pada kiriman pengguna Oasis juga menampilkan saran penggunaan emoji. Namun, yang membedakan, Oasis juga menyediakan saran komentar dalam bentuk teks.
Sementara, di bagian pencarian, tampilannya justru lebih mirip dengan situs Xiaohongshu. Kolom itu menampilkan kiriman para tokoh berpengaruh di Weibo, yang berisikan iklan. Namun, tampaknya itu belum memiliki daya tarik besar.
Oasis juga meniru pendekatan situs niaga-el itu dalam mengizinkan pengguna menandai merek guna mempelopori tren sosial niaga di media sosial.
Studi Instagram di Amerika Serikat (AS) menunjukkan, 11% responden menggunakan fitur belanja yang rilis sejak Maret lalu itu. Sayangnya, belum ada data pasti yang menunjukkan potensi sosial niaga di China. Akan tetapi, pangsa pasarnya diperkirakan mencapai US$180 miliar pada 2021.