Warta Ekonomi.co.id, -- We Company, perusahaan induk dari startup ruang kerja bersama WeWork, dilaporkan akan menunda rencana penawaran umum perdana karena masalah manajemen hingga valuasi yang mencapai US$50 miliar, menurut investor swasta.
Nilai setinggi itu ditolak keras oleh para investor publik. Manajemen perusahaan di bawah Kepala Eksekutif, Adam Neumann juga mulai dipertanyakan. Wall Street Journal pun mengabarkan, rencana melantai di bursa WeWork akan ditunda hingga waktu yang tak ditentukan.
Sayangnya, hingga berita ini dipublikasikan oleh TechCrunch, dikutip Selasa (17/9/2019), We Company belum memberikan komentarnya tentang kabar tersebut.
Baca Juga: Startup Ini Mau IPO Meski Masih Rugi, Investornya Ambil Langkah Tegas dan Ambisius!!
Selama beberapa minggu ini, We Company telah mengambil sejumlah langkah untuk menghapuskan kecemasan investor. Perusahaan itu juga membatalkan beberapa transaksi dengan Neuman, lalu merekrut direktur baru guna membatasi pergerakan Neumann.
Pekan lalu, perusahaan mengubah prospektus IPO dan melakukan penunjukan direktur utama independen. Hal itu mampu mengurangi kekuatan saham Kelas B dan Kelas C sehingga Neumann tak lagi memiliki 20 kali kekuatan suara dibanding pemegang saham lain. Tak hanya itu, perusahaan juga menendang istri Neumann dari jajaran suksesi perusahaan.
Meskipun begitu, investor Wall Street sepertinya belum bisa tenang dengan putusan-putusan yang diambil We Company. Bahkan upaya pemangkasan valuasi perusahaan hingga di bawah US$10 miliar dapat menarik kembali minat investor dalam penawaran umum. Pelaporan dan metrik We Company juga tak berpengaruh pada pandangan investor publik soal valuasi perusahaan.
Kini, We Company dilaporkan menarik kembali wacana melantai di bursa. Apalagi, Uber dan Luft berkinerja buruk di tahun pertama sebagai perusahaan publik. Dari situ dapat disimpulkan, modeal ventura sebaiknya memikirkan kembali soal valuasi yang mereka tentukan pada perusahaan portofolionya.