Warta Ekonomi.co.id, -- Bank BUMN Rusia, Sberbank, tengah menyelidiki potensi kebocoran data yang dilaporkan oleh surat kabar Kommersant sebagai kasus pembobolan data terbesar di perbankan Negeri Tirai Besi itu.
Kebocoran itu berpotensi memengaruhi setidaknya 200 nasabah, berdasarkan pernyataan perusahaan. Namun, menurut Kommersant, jumlah itu hanyalah bagian dari sampel untuk menarik pembeli potensial dengan mengaku sebagai penjual daring anonim yang mengklaim memiliki data kartu kredit, termasuk akun dan kartu yang sudah diblokir.
Kommersant bahkan memverifikasi keaslian basis data dengan memintanya dari penjual anonim tersebut. ”Ternyata (data) benar dan mutakhir,” lapor surat kabar itu, seperti dilansir dari TechRadar, Senin (7/10/2019).
Baca Juga: Mata-Matai Pembangkang, Negeri Tirai Besi Minta Hacker Lakukan Ini
Penjual itu memperoleh 8 sen per entri, menghimpun cukup banyak dengan menjual informasi curian dari pelanggan kartu kredit Sberbank. Sberbank dan Kommersant sama-sama percaya, kebocoran data diduga merupakan hasil kerja orang dalam dengan niat criminal.
“Investigasi internal sedang berlangsung. Hasilnya akan diumumkan dalam pernyataan terpisah. Pelanggaran pidana terhadap karyawan merupakan sebab utama karena tidak ada pelanggaran yang bisa terjadi dari luar—basis datanya terisolasi dan tidak memiliki akses jaringan luar,” jelas Sberbank.
Perusahaan keamanan siber DeviceLock merupakan pihak yang pertama kali memberitahukan pelanggaran data Sberbank kepada Kommersant. Sejumlah data itu bahkan telah beredar di situs internet illegal.