EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia terus memantau perkembangan geopolitik global yang kemungkinan berpengaruh pada ekonomi Indonesia. Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan penilaian BI tidak melihat peningkatan risiko akibat geopolitik global.
"Tentu saja BI terus memantau perkembangan global, risiko global kami tak melihat terhadap kondisi makroekonomi maupun eksternal dan nilai tukar rupiah," katanya di komplek BI, Jakarta, Jumat (10/1).
Rupiah terpantau masih menguat di posisi Rp 13.812 per dolar AS pada hari ini. Menurut Perry, penguatan tersebut sesuai dengan fundamental dan kebijakan pemerintah yang terbukti menurunkan risiko.
Selain itu, kondisi tersebut akan ditambah positif dengan perkembangan hubungan dagang Amerika Serikat dengan China. Kedua negara akan segera membahas kesepakatan yang akhirnya bisa memberi persepsi positif.
"Tentu saja dengan kesepakatan perdagangan AS dan China memberi ruang bagi kita mendukung pertumbuhan ekonomi dan memberikan persepsi khusus aliran modal asing masuk," katanya.
Meski demikian, Perry mengakui ada beberapa risiko geopolitik seperti ketegangan antara AS-Iran. Ini menurutnya bisa berpengaruh dalam jangka pendek namun secara fundamental tidak berpengaruh.