EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menargetkan pertumbuhan kredit pada tahun ini mencapai 10 persen. Target tersebut tidak jauh berbeda dengan pencapaian pertumbuhan kredit tahun lalu yang mencapai sebesar 9,5 persen.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengakui isu penyebaran virus corona cukup berdampak terhadap bisnis perbankan. "Kami tidak ingin berekspektasi terlalu tinggi. Dengan kondisi global seperti ini, pertumbuhan kredit kami sudah bagus," kata Jahja di Jakarta, Kamis (20/2).
Di tengah ketidakpastian global ini, Jahja optimistis BCA masih memiliki kemampuan untuk meningkatkan kredit. Jahja mengklaim perusahaannya cukup kuat dari sisi permodalan.
Dibandingkan rerata industri, menurut Jahja, pertumbuhan kredit BCA jauh lebih baik. Per 2019, pertumbuhan kredit secara nasional hanya mencapai 6,08 persen. Sedangkan pada tahun ini, kredit nasional diperkirakan hanya tumbuh dikisaran 5-7 persen.
Untuk mengantipasi penurunan pertumbuhan, BCA akan lebih selektif dalam menyalurkan kredit. Menurut Jahja, pihaknya akan mengutamakan kualitas kredit untuk menghindari peningkatan kredit macet.
Sebagai informasi, pada tahun 2019, tingkat non performing loan (NPL) BCA tercatat pada level 1,3 persen. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan pada Desember 2018 yang berada di level 1,4 persen.
Jahja mengatakan pada tahun ini BCA akan tetap menjaga tingkat NPL dikisaran 1,3 - 1,4 persen. "Penurunan rasio bukan target bisnis, tapi bagaimana agar kredit baru tidak macet," tutup Jahja.