EKBIS.CO, JAKARTA -- Kinerja ekspor selama Januari hingga April 2020 masih mengalami pertumbuhan 0,44 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Nilainya menjadi 53,95 miliar dolar AS, dari 53,72 miliar dolar AS pada Januari-April 2019.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, ekspor yang masih tumbuh ini lebih bagus dibandingkan perkiraan banyak orang. "Dengan memperhatikan terjadinya pandemi Covid dan sebagainya, saya harus bilang performa ekspor Januari April masih lebih bagus daripada ekspektasi," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (15/5).
Suhariyanto menambahkan, kinerja yang positif juga terlihat dalam data pertumbuhan ekonomi kuartala pertama. Pada periode itu, ekspor Indonesia mampu tumbuh 0,24 persen di tengah prediksi negatif dari berbagai pihak. Performa tersebut bahkan lebih baik dibandingkan kuartal pertama 2019 yang mencatatkan kontraksi 1,58 persen.
Suhariyanto menjelaskan, pertumbuhan ekspor pada Januari hingga April 2020 ini menjadi sebuah sinyal positif bagi ekonomi dan perdagangan Indonesia. "Mudah-mudahan, ke depan, performa bisa ditingkatkan lebih jauh," tuturnya.
Apabila dilihat berdasarkan HS 2 digit, terlihat beberapa komoditas ekspor utama Indonesia mengalami pertumbuhan negatif dibandingkan tahun lalu. Salah satunya bahan bakar mineral yang kontraksi 8,93 persen menjadi 2,9 miliar dolar AS. Padahal, komoditas ini berkontribusi hingga 13,52 persen terhadap total ekspor Januari-April 2020.
Tapi, masih ada sejumlah komoditas yang menunjukkan pertumbuhan menjanjikan. Misalnya, logam mulia, perhiasan/permata yang tumbuh 62,13 persen selama Januari-April ini. Selain itu, besi dan baja serta alas kaki juga tumbuh masing-masing 36 persen dan 15 persen.
Lemak dan minyak hewan/nabati yang menyumbang 12,24 persen terhadap total ekspor Januari-April juga masih positif. Pertumbuhannya mencapai 13,43 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Dari seluruh sektor, industri pengolahan masih mendominasi kinerja ekspor Indonesia empat bulan pertama pada tahun ini. Kontribusinya mencapai 79,24 persen dengan pertumbuhan 7,14 persen dibandingkan tahun lalu. Di sisi lain, tambang dan lainnya yang memberikan peranan 13,20 persen mengalami kontraksi 16,72 persen.
"Pelemahan permintaan dari berbagai negara dan fluktuasi harga komdoitas yang mengarah pada penurunan menjadi tantangan utama kita," kata Suhariyanto.