Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Di Android baru-baru ini, sistem operasi telah menawarkan penggunanya kendali untuk mengatur akses aplikasi dalam mengakses data yang ada dalam ponsel. Namun, sistem ini masih disalahgunakan oleh banyak aplikator yang beroperasi secara bebeas tanpa izin.
Sekarang, sebuah aplikasi yang dibuat oleh pengembang asal China telah dilabeli sebagai spyware oleh tim peneliti. Mereka mencurigai bahwa sudah ada 100 juta pengguna Android telah terpengaruh.
Tim peneliti berasal dari VPNpro yang mengklaim bahwa pengembang di balik aplikasi juga sudah dipasang sebanyak 50 juta kali dan aplikasi tersebut meminta izin akses untuk data yang dikategorikan sebagai "izin berbahaya."
Baca Juga: Kebocoran Data Pribadi Mengancam Pengguna Internet Asia Pasifik
VPNpro juga mengklaim bahwa salah satu aplikasi pengembang asal China ini juga memiliki trojan akses jarak jauh yang tersembunyi di dalamnya. Aplikasi ini ditemukan di Google Play Store dan dibuat oleh pengembang asal China dan anak perusahaan lokalnya.
Dilaporkan, praktik ini telah terlihat sebelumnya dengan pengembang bersembunyi di balik jaringan anak perusahaan yang berbeda.
Dilansir dari Gizmochina (29/5/2020), pengembang asal China di balik aplikasi berbahaya itu adalah QuVideo Inc yang berbasis di Hangzhou. Ia terkenal dengan aplikasi pengeditan video yang cukup populer yakni, VivaVideo.
Aplikasi ini sangat populer karena menawarkan layanannya secara gratis, dengan Play Store menampilkan 100 juta pemasangan. VivaVideo juga merupakan salah satu dari 40 aplikasi asal Tiongkok yang telah terdaftar sebagai malware berbahaya atau spyware oleh Pemerintah India pada 2017.
Aplikasi dari QuVideo juga tersedia di iOS Apple. Namun, karena sistem izin dan batasannya berbeda, penyalahgunaan yang serupa tidak ada pada platform itu. Jadi, mereka yang memiliki aplikasi ini diperingatkan untuk memeriksa izin apa yang Anda berikan ke aplikasi.