EKBIS.CO, WASHINGTON -- Raksasa teknologi Amazon.com mengumumkan rencananya merekrut 100 ribu lebih pekerja. Ini menjadi perekrutan keempat yang diumumkan di Amerika Serikat (AS) sepanjang 2020 untuk mengimbangi permintaan e-commerce yang melonjak selama pandemi Covid-19.
Pengecer daring terbesar di dunia itu mengatakan, lapangan pekerjaan yang dibuka adalah untuk pekerja penuh (full time) dan paruh waktu di Amerika dan Kanada. Termasuk di antaranya untuk memenuhi pekerjaan di 100 gudang dan lokasi operasional baru yang dibuka pada bulan ini.
Seperti dilansir di Reuters, Senin (14/9), perusahaan berbasis di Seattle, Washington, ini sudah mempekerjakan 876.800 orang per 30 Juni. Di dalamnya tidak termasuk kontraktor dan pekerja kontrak.
Rencana ini menggambarkan kebutuhan Amazon yang konstan terhadap tenaga kerja untuk mengambil, mengemas, dan mengirimkan produk sampai ke depan pintu pembeli. Pada kuartal lalu, terjadi peningkatan pendapatan sampai 40 persen yang sekaligus menjadi keuntungan terbesar dalam sejarah Amazon selama 26 tahun.
Wakil Presiden Amazon Alicia Boler mengatakan, saat ini, Amazon sedang meluncurkan otomatisasi di gedung-gedung terbarunya. "Kami akan terus menerapkan teknologi apabila memang sesuai, mulai dari aspek keselamatan hingga peningkatan operasional secara keseluruhan," katanya, dalam sebuah wawancara.
Tapi, Boler tidak menjelaskan secara lebih detail apakah otomatisasi tersebut berarti ada pengurangan pekerjaan pada tiap gudang. Ia hanya menekankan, Amazon akan menggunakan sistemnya untuk berkolaborasi dengan tenaga manusia.
Boler yang baru-baru ini ditunjuk sebagai kepemimpinan senior di Amazon mengatakan, perusahaan masih mengevaluasi kebutuhan pekerjaan musiman untuk liburan dingin.
Pada awal bulan ini, Amazon mengumumkan 33 ribu lowongan kerja untuk staf perusahaan dan pekerja di bidang teknologi. Sebelumnya, pada Maret dan April, Amazon membuka 100 ribu dan 75 ribu lowongan kerja operasional, untuk menarik orang-orang yang sudah di-PHK oleh perusahaan lain selama pandemi.