EKBIS.CO, JAKARTA -- Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Hery Gunardi, mengakui industri keuangan telah terdampak signifikan akibat pandemi Covid-19. Secara nasional, pertumbuhan kredit per Agustus 2020 melambat tajam yaitu hanya 1,4 persen secara tahunan.
Hery mengatakan melambatnya pertumbuhan kredit ini disebabkan oleh lemahnya permintaan dari masyarakat khususnya pelaku usaha. "Memang di bank itu demand side turun. Kita memahami kondisi sekarang tidak mudah bagi pelaku usaha," tutur Hery, Kamis (24/9).
Menurut Hery, Bank Mandiri hingga saat ini telah memberikan restrukturisasi kredit kepada lebih dari 500 ribu nasabah dengan nilai mencapai sekitar Rp120 triliun. Restrukturisasi kredit tersebut diperkirakan akan terus bertambah hingha akhir tahun.
Di sisi lain, tambah Hery, likuiditas perbankan melimpah ditopang oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh double digit. Menurut Hery, selama pandemi ini investor cenderung menahan segala bentuk investasi dan lebih memilih menyimpan dana tunai di bank.
Hery tidak menampik hal ini juga menjadi tantangan bagi perbankan karena menurunnya kredit dan meningkatnya likuiditas akan berdampak terhadap peningkatan cost of fund atau biaya dana. "Bank harus bisa menjaga ini tetap balance agar tidak terkena cost of fund yang tinggi," kata Hery.
Hery melihat tantangan di industri keuangan ini masih akan dihadapi dalam dua tahun ke depan selama ekonomi masih belum pulih. Menurut Hery, kunci utama pemulihan ekonomi sangat tergantung dengan pencegahan penyebaran Covid-19.
"Kalau kita semua kompak melakukan protokol kesehatan akan bisa membantu pencegahan covid. Kalau angka paparannya melandai ekonomi akan membaik," tutup Hery.