Selasa 01 Dec 2020 16:35 WIB

Via Ekosistem Digital, Potensi Pasar KUMKM Makin Lebar

Koperasi yang memanfaatkan platform digital masih minim.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Teten mengatakan, dengan masuk ekosistem digital, pasar koperasi dan UMKM makin terbuka lebar.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Teten mengatakan, dengan masuk ekosistem digital, pasar koperasi dan UMKM makin terbuka lebar.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah mengidentifikasi, perkembangan ekonomi digital di Indonesia akan terus menunjukkan tren positif. Seiring dengan pengguna internet yang jumlahnya meningkat signifikan. 

Menurut survey Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), penetrasi penggunaan internet pada 2019 mencapai 196,71 juta dari total populasi penduduk Indonesia 266,1 juta orang. Maka tumbuh 8,9 persen dari 2018. Jumlah pengguna internet ini diyakini terus bertambah sampai sekarang.

Baca Juga

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki melihat, fenomena digitalisasi yang sudah tidak bisa dihindarkan ini menjadi pintu masuk bagi pelaku UMKM dan koperasi turut serta memanfaatkannya. Termasuk dalam hal proses produksi hingga pemasarannya.

"Sebab tanpa mengikuti arus digitalisasi, UMKM akan ambruk ditelan zaman," ungkap Teten  dalam Webinar Kanwil BI Provinsi Kalimantan Timur, Senin (30/11).

Teten melanjutkan, perkembangan ekonomi digital berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah transaksi e-commerce. Bahkan  McKinsey memproyeksikan pasar e-commerce Indonesia pada 2022 akan tumbuh menjadi 55 hingga 65 miliar dolar AS atau sekitar Rp 808 triliun hingga Rp 955 triliun. 

Ia  berharap pelaku UMKM dan koperasi di Indonesia memanfaatkan momentum pandemi Covid-19 ini supaya mulai masuk ke ekosistem digital. Kemenkop UKM sudah menjalin komitmen kerja sama dengan sejumlah e-commerce nasional demi membantu UMKM masuk dalam platform digital agar pangsa pasarnya semakin luas. 

"Transformasi koperasi dan UMKM ke arah ekonomi digital menjadi keniscayaan," kata Teten.

Hanya saja, lanjut Teten, tantangan terbesarnya adalah minimnya koperasi yang memanfaatkan ekosistem digital ini dalam pengelolaan koperasinya. Baru sekitar 906 koperasi (0,73 persen) dari jumlah koperasi aktif (123.048 unit) yang sudah memiliki alamat laman resmi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement