Kamis 24 Dec 2020 12:56 WIB

Pertamina Dukung UMKM Sociopreneur Kerajinan Bantal

Usaha berbasis sociopreneur ini merupakan contoh penerapan goal 8 SDGs.

Red: Hiru Muhammad
Pembinaan dan pendampingan UMKM binaan PT Pertamina (Persero) melalui Program Kemitraan dilakukan secara masif. Tujuannya yakni jelas untuk mendorong para UMKM binaan naik kelas dan mengembangkan usahanya. Serta dapat membantu masyarakat sekitar untuk menyediakan lapangan pekerjaan.
Foto: istimewa
Pembinaan dan pendampingan UMKM binaan PT Pertamina (Persero) melalui Program Kemitraan dilakukan secara masif. Tujuannya yakni jelas untuk mendorong para UMKM binaan naik kelas dan mengembangkan usahanya. Serta dapat membantu masyarakat sekitar untuk menyediakan lapangan pekerjaan.

EKBIS.CO, JAKARTA-–Pembinaan dan pendampingan UMKM binaan PT Pertamina (Persero) melalui Program Kemitraan dilakukan secara masif. Tujuannya yakni jelas untuk mendorong para UMKM binaan naik kelas dan mengembangkan usahanya. Serta dapat membantu masyarakat sekitar untuk menyediakan lapangan pekerjaan.

Hal ini sudah diterapkan  Naning Herdining. Pemilik UMKM Indah Cipta ini telah menerapkan usaha berbasis sociopreneur dalam menjalankan bisnisnya. “Saya ajak ibu-ibu rumah tangga yang menganggur untuk bantu membuat kerajinan bantal. Supaya jadi pemasukan untuk mereka juga,” jelas Naning.

Saat ini sudah ada sekitar 5 hingga 6 karyawan yang membantu usahanya. Jumlah itu bisa saja bertambah tergantung pada banyaknya pesanan yang datang. Naning akan bertugas menggunting pola pada kain satin lalu memberikan pada karyawan untuk disempurnakan. “Karena ini produk handmade, kualitas sangat dijaga sehingga 1 bantal ukuran 40x40 bisa selesai 3-4 hari,”katanya.

Usaha yang berbasis di daerah Takalar, Sulawesi Selatan ini telah dijalani Naning sejak tahun 2000. Pada awalnya, ia hanya iseng mengisi waktu luang untuk membuat sarung bantal dan gorden smock. Namun, karena positifnya komentar dari keluarga dan tetangga sekitar, membuat Naning serius menggeluti usaha ini.

Beragam karya seperti sarung bantal, bantal guling, taplak meja, bed cover, sampai tas pesta, ia jajakan dalam tokonya. Untuk masalah harga, Naning tidak mematok harga yang tinggi, untuk barang dagangannya jika dilihat dari tingkat kerumitan pembuatan. Yakni berkisar antara Rp 50 ribu hingga paling Rp 125 ribu per sarung bantalnya.

Berkat kegigihannya, Naning bisa mendapatkan omzet hingga Rp 10 juta per bulan. Saat ini, dengan menjadi mitra binaan Pertamina, perempuan kelahiran Madiun ini memiliki banyak kesempatan untuk mempromosikan produknya dalam ajang pameran seperti yang digelar di Samarinda tahun 2017 lalu. “Semoga dengan bantuan modal dari Pertamina ini dapat saya manfaatkan untuk mengembangkan usaha dan membantu banyak orang,” tuturnya.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menambahkan, Pertamina mengapresiasi usaha berbasis sociopreneur yang dijalani oleh Naning. Menurutnya, hal ini merupakan contoh penerapan Goal 8 Sustainable Development Goals (SDGs). ”Dengan naik kelasnya para UMKM, diharapkan para pekerjanya makin sejahtera dan membawa multiplier effect bagi semuanya,” tutur Fajriyah.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement