Chairman Indonesia Inbound Tour Operator Association, Paul Edmundus Talo, mengungkapkan sejumlah kendala yang masih dihadapi. Situasi dalam 10 bulan terakhir, pihaknya harus terus mengeluarkan uang, karena sebagian pegawai masih tetap ada, walaupun sebagian telah dirumahkan. Namun, pemasukan hampir nihil.
“Pengeluaran jalan terus, sementara pemasukan tidak ada. Oleh karena itu, kami berusaha meminta supaya ada dana hibah pariwisata untuk pelaku pariwisata lainnya seperti biro perjalanan yang mendatangkan wisatawan agar mendapat kesempatan untuk menerima dana hibah,” kata Paul.
Paul juga berharap agar perbatasan antar negara segera di buka agar kegiatan pariwisata kembali aktif. “Kami sangat memahami bahwa kebijakan tersebut bukan hanya dari Kemenparekraf saja, tetapi harus bersinergi dengan kementerian lembaga terkait," ujarnya.
Lebih lanjut, Paul menjelaskan kendala yang juga dihadapi yakni soal visa. Pihaknya mengharapkan adanya VoA (visa on arrival), contohnya negara yang dekat dengan Indonesia, seperti Thailand dan Malaysia yang langsung membuka perbatasannya, sehingga mendatangkan wisatawan dengan VoAnya. Hal itu dinilainya sangat membantu pelaku usaha pariwisata.
Terakhir, Paul berharap dapat memperoleh data yang jelas. Ia ingin mengetahui berapa banyak biro perjalanan wisata yang dikeluarkan izinnya secara resmi oleh pemerintah. Data itu dibutuhkan agar dapat diajak bekerja sama dengan IINTOA.