Pemimpin OPEC Arab Saudi telah menyarankan pendekatan yang lebih berhati-hati selama pertemuan sebelumnya, sementara anggota OPEC Uni Emirat Arab dan non-OPEC Rusia mengatakan mereka lebih memilih peningkatan yang lebih cepat.
"Pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi tetap berlaku di sejumlah negara, dan ada kekhawatiran tentang munculnya jenis virus baru yang merusak," kata Barkindo.
Dia mengatakan ekonomi global dapat pulih dengan kuat pada paruh kedua 2021 tetapi sektor-sektor seperti perjalanan, pariwisata, rekreasi, dan perhotelan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapai tingkat sebelum virus.
OPEC Plus terpaksa memangkas produksi dengan jumlah rekor pada tahun 2020 karena tindakan lockdown global yang menekan permintaan bahan bakar. OPEC Plus pertama memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari, kemudian menurunkan pemotongan menjadi 7,7 juta dan akhirnya menjadi 7,2 juta dari Januari.
Barkindo mengatakan OPEC sekarang memperkirakan permintaan minyak global akan dipimpin oleh negara-negara berkembang dan naik menjadi 95,9 juta barel per hari pada 2021, atau 5,9 juta barel per hari mulai 2020, karena ekonomi global diperkirakan tumbuh sebesar 4,4 persen.
Meski pengembangan vaksin virus corona telah memicu optimisme pasar, kenaikan permintaan tersebut masih belum mampu membawa konsumsi ke level pra pandemi sekitar 100 juta bph.
Perkiraan OPEC Desember terbaru lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yaitu kenaikan 6,25 juta barel per hari pada 2021 karena dampak pandemi virus corona yang masih ada.
Harga minyak Brent berakhir tahun 2020 di atas 50 dolar AS per barel, turun lebih dari seperlima secara year on year (yoy), tetapi lebih dari dua kali lipat dari posisi terendah April karena produsen memangkas produksi dan ketika Amerika Serikat dan Uni Eropa menyetujui triliunan paket stimulus.