YLKI melihat inovasi digitalisasi SPBU yang kini sudah terealisasi adalah angin segar untuk pelayanan Pertamina khususnya yang bersentuhan langsung dengan masyarakat sebagai konsumen BBM. Namun demikian, Tulus ingin program digitalisasi SPBU tidak berhenti hanya sampai disini, bagaimana digitalisasi bisa terintegrasi dari hulu ke hilir.
“Digitalisasi ini tujuannya bagus, jadi sifatnya harus berupa program jangka panjang, harus dilanjutkan meskipun terjadi perubahan-perubahan. Ini kan investasi yang besar, jadi harus berlanjut dan terintegrasi pengembangannya,” jelas Tulus.
Terakhir, Tulus berpesan soal hak perlindungan konsumen. Menurutnya Profiling Customer Database menggunakan MyPertamina adalah bentuk Loyalty Program yang menarik, namun harus dipastikan datanya terjaga dengan baik. “Kami mengerti pencatatan nomor polisi, data transaksi, dan data pribadi adalah bentuk pengawasan penyaluran sekaligus untuk profiling customer. Namun kerahasiaan data ini wajib dijamin dan harus dipastikan hanya digunakan untuk kepentingan dan strategi bisnis Pertamina dibidang tata niaga SPBU,” ujar Tulus.
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), Putut Andriatno menyatakan bahwa saat ini data real time digitalisasi SPBU telah digunakan Pertamina untuk mengantisipasi dan memastikan ketersediaan di BBM di SPBU secara cepat dan tepat.
“Inilah tujuan akhir Digitalisasi SPBU, peningkatan layanan Pertamina kepada masyarakat sebagai konsumen BBM,” pungkas Putut.