Kemudian distribusi obligasi secara elektronik (emisi) dilakukan pada 11 Februari 2021 dan pencatatan BEI pada 15 Februari 2020. Terkait jaminan obligasi, Manajemen Sinarmas Multifinance menjelaskan akan menggunakan piutang dari kegiatan usaha perusahaan yang jatuh tempo atau belum dibayar sampai 90 hari kalender.
Adapun nilai jaminan selambat-lambatnya pada tanggal emisi, dengan jumlah nilai jaminan sebesar 60 persen dari nilai pokok obligasi yang terutang. Kinerja Keuangan pada penerbitan obligasi kali ini, perusahaan turut melampirkan ikhtisar data keuangan per 31 Oktober 2020.
Total liabilitas turun 6,98 persen secara tahun berjalan (year to date/ytd) menjadi Rp 6,57 triliun. Adapun ekuitas tercatat sebesar Rp 2,10 triliun atau naik tipis 3,34 persen (ytd) menjadi Rp 2,10 triliun. Total aset mencapai Rp 8,68 triliun atau turun 4,67 persen (ytd). Penurunan aset salah satunya dipengaruhi menyusutnya piutang pembiayaan net menjadi sebesar Rp 5,33 triliun atau turun 13,74 persen (ytd). Jika dirinci, piutang pembiayaan multiguna secara net turun 18,61 persen (ytd) menjadi sebesar Rp 2,23 triliun.
Sedangkan piutang pembiayaan modal kerja skema anjak piutang net turun lebih rendah sebesar 9,83 persen (ytd) menjadi sebesar 3,09 triliun. Kendati kinerja piutang pembiayaan cenderung menurun, Sinarmas Multifinance per Oktober 2020 masih mampu menorehkan laba bersih sebesar Rp 71,17 miliar atau naik 9,96 persen secara tahunan (year on year/yoy). Pencapaian itu karena beban berhasil ditekan seiring dengan pendapatan yang relatif sama.
Dari rasio-rasio, gearing ratio per Oktober 2020 dijaga sebesar 3,38 kali. Jumlah piutang pembiayaan terhadap jumlah aset (financing asset ratio) sebesar 67,73 persen. Sedangkan rasio piutang bermasalah (non performing financing/NPF) level 1,42 persen, lebih baik dibandingkan akhir 2019 sebesar 2,03 persen.